Pencabutan Larangan Ekspor dan Inisiatif DMO Pemerintah jadi Katalis Positif Emiten Batu Bara
- Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Juan Harahap menilai situasi ini akan memberikan manfaat bagi emiten batu bara. Menurutnya, inisiatif pemerintah terhadap DMO menjadi katalis positif tersendiri.
Industri
JAKARTA – Pemerintah resmi mencabut sebagian aturan larangan ekspor batu bara dan kegiatan penjualan produk ke luar negeri. Hal tersebut sudah mulai bisa dilakukan secara bertahap mulai Rabu, 12 Januari 2022.
Keputusan itu diambil seiring dengan berlalunya krisis pasokan batu bara domestik, disertai dengan tanggapan terkait protes dari importir batu bara, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Filipina. Kegiatan ekspor dapat dilakukan setelah melalui verifikasi termasuk kepatuhan terhadap domestic market obligation (DMO).
Untuk menjamin pasokan dalam negeri, pemerintah akan membuat formula baru penetapan harga yang akan dibayar PT PLN (Persero) sesuai dengan harga pasar. Selisih antara harga yang diberikan PLN dengan harga pasar batu bara akan disediakan oleh badan layanan umum (BLU).
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Juan Harahap menilai situasi ini akan memberikan manfaat bagi emiten batu bara. Menurutnya, inisiatif pemerintah terhadap DMO menjadi katalis positif tersendiri.
- Sekarang Bisa Nabung Emas di CIMB Niaga Syariah
- Garuda Indonesia Tersandera Utang Rp198 Triliun, Chairul Tanjung Siap Suntik Modal Baru
- Shopee Adakan Pelatihan Digital Kepada 26 Ribu Siswa di Jawa Barat
Hal tersebut dipercaya akan mendongkrak rata-rata harga jual (average selling price/ASP) sejumlah penambang batu bara. Sehingga, perseroan akan mendapatkan margin yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Di antara emiten batu bara yang menjadi cakupan Mirae, Juan melihat PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan menjadi yang paling diuntungkan dengan situasi saat ini. Sebab, perusahaan pelat merah itu memiliki porsi domestik terbesar, yaitu 58% dari total pengiriman batu bara.
“Posisi ini diikuti oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan 28 persen dari total pengiriman batu bara dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan total 21 persen,” ungkapnya melalui riset yang dirilis Rabu, 12 Januari 2022.
Kendati begitu, Mirae lebih memilih ITMG sebagai pilihan utama. Alasannya, karena ITMG sangat terkonsentrasi di bisnis batu bara termal dan juga memiliki sebagian besar karakteristik kalori sedang hingga tinggi, serta hasil dividen yang tinggi.