Pencari Kerja Harap Sabar, Microsoft Tutup Sementara Loker Baru Akibat Ancaman Resesi
- Raksasa teknologi dunia Microsoft dikabarkan akan menunda rekrutmen karyawan baru lantaran tertekan kondisi ekonimi belakangan ini.
Industri
SILICON VALEY- Raksasa teknologi dunia Microsoft dikabarkan akan menunda rekrutmen karyawan baru lantaran tertekan kondisi ekonimi belakangan ini.
Hal in disampaikan oleh juru bicara Microsoft lewat sebuah pernyataan surel seperti dikutip TrenAsia.com dari CNBC pada Rabu, 21 Juli 2022.
Dalam surel tersebut, ia menyatakan rekrutmen akan memastikan sumber daya yang tepat akan selaras dengan peluang yang tepat pula.
" Microsoft akan terus meningkatkan jumlah karyawan di tahun depan, dan kami akan menambahkan fokus tambahan ke mana sumber daya tersebut pergi," tulis juru bicara Microsoft.
- Peneliti Ini Ungkap Ternyata Nikotin Bukan Pemicu Utama Penyakit Berbahaya
- Inflasi Inti Terkendali, BI Kembali Tahan Suku Bunga BI7DRR di Level 3,5 Persen pada Juli 2022
- Catat! Inilah Penjelasan Status Warna di PeduliLindungi yang Baru
Aksi menunda rekrutymen baru lantaran tekanan ekonomi sebelumnya telah dilakukan oleh sejumlah perusahaan teknologi kelas dunia lainnya seperti Alphabet, Meta, dan Apple setelah tahun-tahun sebelumnya melakukan ekspansi secara besar-besaran.
Namun, dengan inflasi pada level tertinggi selama empat dekade dan ketakutan akan resesi di depan mata, perusahaan menjadi lebih konservatif.
Sebagai informasi, sejumlah lini bisnis Microsoft seperti perangkat lunak untuk perusahaan, sekolah dan pemerintah, bagian dari bisnis bisa lebih terkena perlambatan. Termasuk diantaranya lini bisnis seperti LinkedIn, unit game Xbox, dan periklanan.
Pada bulan Maret, eksekutif yang bertanggung jawab atas perangkat lunak produktivitas Office dan bagian dari sistem operasi Windows, Rajesh Jha, menyatakan kewaspadaan dalam membuka peran baru dan untuk mendapatkan izin dari tim kepemimpinannya sebelumnya.
Awal bulan ini, Microsoft memang memotong sebagian kecil karyawan di berbagai kelompok. Pada bulan Juni, Microsoft menurunkan pendapatan dan perkiraan pendapatan kuartalannya. Penyesuaian ini menurut perusahaan terkait dengan perubahan nilai tukar mata uang asing.