<p>Saffron Noble Apartment Milik PT Sentul City Tbk. / Sentulcity.co.id</p>
Korporasi

Pendapatan Anjlok 52,5 Persen, Sentul City Rugi Rp608,87 Miliar Sepanjang 2020

  • Pengembang properti PT Sentul City Tbk (BKSL) akhirnya menyerahkan laporan keuangan tahunannya setelah terlambat dari tenggat waktu 31 Mei 2021. Dalam laporan keuangan tersebut, BKSL mencatatkan kinerja negatif dengan anjloknya pendapatan dan pencatatan rugi.

Korporasi
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Pengembang properti PT Sentul City Tbk (BKSL) akhirnya menyerahkan laporan keuangan tahunannya setelah terlambat dari tenggat waktu 31 Mei 2021. Dalam laporan keuangan tersebut, BKSL mencatatkan kinerja negatif dengan anjloknya pendapatan dan pencatatan rugi sepanjang 2020.

Mengutip laporan keuangan tahunan di Bursa Efek Indonesia, Jumat, 25 Juni 2021, pendapatan BKSL anjlok 52,5% menjadi Rp451,85 miliar pada 2020. Tahun sebelumnya, pengelola lahan 3.100 hektare di Sentul, Bogor, ini mencatatkan pendapatan Rp951,42 miliar.

Tiga pos pendapatan BKSL kompak tiarap tahun lalu. Penjualan lahan siap bangun, rumah hunian, ruko, dan apartemen terjun 62,19% menjadi Rp260,85 miliar. Padahal, BKSL mencatatkan pendapatan sebesar Rp689,86 miliar di pos ini pada 2019.

Lalu, pendapatan dari hotel, restoran, dan taman hiburan juga turun 40,38% menjadi Rp102,09 miliar dari sebelumnya Rp171,24 miliar. Terakhir, pendapatan pengelolaan kota turun tipis 1,57% menjadi Rp88,9 miliar dari sebelumnya Rp90,32 miliar.

Turunnya pendapatan ini pun membuat laba kotor BKSL terkoreksi 56,03% menjadi Rp248,99 miliar dari sebelumnya Rp566,3 miliar. Setelah dikurangi beban-beban, BKSL pun mencatat rugi usaha Rp241,28 miliar berbanding terbalik dari tahun sebelumnya yang laba Rp237,27 miliar.

Rugi usaha ini diperburuk dengan beban keuangan BKSL yang membengkak 59,58% menjadi Rp318,76 miliar dari sebelumnya Rp199,75 miliar. Ini membuat rugi sebelum pajak penghasilan BKSL menggelembung jadi Rp554,14 miliar.

BKSL pun mencatat rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp608,78 miliar sepanjang 2020. Ini berbanding jauh dari catatan tahun sebelumnya yang masih bisa mencatat laba walau kecil sebesar Rp68,93 miliar.

Kinerja negatif ini turut berdampak pada posisi kas BKSL. Tercatat ada penurunan kas dan setara kas sebesar Rp221,15 miliar atau 60,03% menjadi Rp147,25 miliar dari posisi kas awal periode yang sebesar Rp368,41 miliar.

Manajemen BKSL mengatakan penurunan kas dan setara kas ini akibat adanya pembayaran kewajiban kepada vendor atas progres pembangunan Apartemen Saffron dan Opus Park serta kegiatan operasional perusahaan sepanjang 2020.

Total aset perusahaan meningkat tipis 6,34% menjadi Rp18,37 triliun dari sebelumnya Rp17,27 miliar. Ini terdiri dari liabilitas sebesar Rp8,12 triliun, membengkak 19% dari sebelumnya Rp6,58 triliun, dan ekuitas Rp10,25 triliun, turun tipis 4,11% dari sebelumnya Rp10,69 triliun. (LRD)