Pendapatan Anjlok Hingga 75 Persen, Ini Strategi AirAsia Indonesia Lewati Paruh Terakhir 2020
Perusahaan akan mengandalkan rute domestik pada paruh terakhir di tahun 2020.
Industri
JAKARTA – PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) mengambil langkah antisipasi dalam menghadapi lesunya industri penerbangan. Perusahaan akan mengandalkan rute domestik pada paruh terakhir di tahun 2020.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Yosephine menyatakan bahwa perseroan telah mengalami kerugian pada semester pertama tahun ini. Untuk itu, saat ini pihaknya memastikan adanya pemulihan kinerja keuangan di semester kedua.
Veranita bilang perseroan telah mengidentifikasi rute yang menjadi prioritas untuk dikembangkan. Baginya, rute domestik cukup berpotensi pada semester II-2020 ini sebab pengembangan rute domestik sejalan dengan langkah recovery yang sudah ada pada industri penerbangan domestik dalam negeri.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
“Dari segi bisnis berkaitan dengan peningkatan revenue dan pengembangan rute itu merupakan strategi penting untuk mengatasi kerugian. Mengingat cashflow menjadi prioritas saat ini,” katanya melalui paparan publik secara virtual di Jakarta, Kamis 24 September 2020.
Beberapa waktu lalu, AirAsia Indonesia dikabarkan telah mengoperasikan kembali penerbangan berjadwal sejak pertengahan Juni lalu. Setidaknya, ada 11 rute penerbangan domestik dan internasional yang telah dibuka oleh perseroan.
Sebelumnya, Pendapatan AirAsia Indonesia anjlok 51%-75% lantaran terpukul pandemi COVID-19. Hal ini berimbas pada induk perusahaan CMPP, yakni AirAsia Group yang turut mengalami penurunan pendapatan hingga 96%.
Perusahaan aviasi milik Tony Fernandes asal Malaysia ini telah mengalami kerugian sekitar 992,9 juta ringgit atau setara Rp3,5 triliun pada semester I-2020. Padahal pada periode yang sama di tahun lalu, perusahaan berhasil meraup laba sebesar 17,3 juta ringgit atau setara Rp60,5 miliar.