<p>Calon ketua umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid memberikan pemaparan saat mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum Kadin periode 2021-2026 di Menara Kadin, Kuningan Jakarta, Senin, 24 Mei 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Energi

Pendapatan Bisnis Mineral Emiten Arsjad Rasjid (INDY) Terbang 554,86 Persen

  • Berdasarkan laporan keuangan periode Januari – September 2023, segmen bisnis mineral berhasil menggandakan pendapatan hingga 554,86%
Energi
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA –  Emiten batu bara milik Ketua Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud Arsjad Rasjid, PT Indika Energy Tbk (INDY) menorehkan kinerja impresif hingga September 2023.

Berdasarkan laporan keuangan periode Januari – September 2023, segmen bisnis mineral berhasil menggandakan pendapatan hingga 554,86%. Pendapatan segmen yang bergerak di bidang pertambangan bijih bauksit dan industri pembuatan logam dasar bukan besi ini naik jadi US$21,82 juta dari sebelumnya hanya US$3,32 juta pada periode yang sama tahun lalu. 

Sebagai informasi, pada segmen ini, Indika Energy didukung oleh PT Indika Mineral Investindo (IMI). IMI diketahui berinvestasi di perusahaan pertambangan emas Nusantara Resources Limited dan PT Masmindo Dwi Area yang mengembangkan tambang emas di Sulawesi Selatan.

Selain Nusantara dan PT Masmindo Dwi Area, sektor mineral juga didukung oleh dua entitas anak, yaitu PT Rockgeo Energi Nusantara yang aktif dalam industri perdagangan nikel dan entitas anak yang baru diakusisi pada tahun 2022, yakni PT Perkasa Investama Mineral (PIM).

PIM memiliki dua entitas anak, yaitu PT Mekko Metal Mining yang bergerak di bidang pertambangan bijih bauksit dan PT Perkasa Alumina Indonesia yang bergerak di industri pembuatan logam dasar bukan besi.

Hingga kuartal I-2023, sektor mineral sudah mengantongi dana investasi sebesar US$268,2 juta atau setara Rp4 triliun. Untuk proyek tambang emas di Sulawesi Selatan, Direktur Group Chief Investment Officer Purbaja Pantja mengungkapkan sedang dalam konstruksi.

“Kami harapkan konstruksi selesia dalam dua tahun. Jadi kami akan bisa melihat emas pertama kali pada 2025," kata Purbaja Mei lalu.

Purbaja menambahkan,  untuk melakukan konstruksi tersebut, INDY telah mendapatkan pendanaan sebanyak US$250 juta atau Rp3,73 triliun dari konsorsium yang terdiri atas Bank Mandiri, UOB, DBS, dan Bank Bukopin.

Hingga Maret 2023, INDY telah mengeluarkan investasi US$126 juta atau Rp1,88 triliun untuk tambang emas tersebut.  Purbaja mengatakan jumlah cadangan tambang emas ini tidak kecil, di kisaran sekitar 1,5 juta ounces dengan umur tambang yang panjang.

Lebih lanjut INDY, juga melakukan investasi di Mekko Metal Mining untuk pertambangan bauksit di Kalimantan Barat dengan total investasi sampai kuartal I dikisaran US$15 juta. Menurutnya, Mekko memiliki sumber daya sekitar 30 MT, dengan cadangan 5,7 MT. Kapasitas produksi dari tambang bauksit ini adalah 1 MT per tahun. 

Emiten batu bara ini juga terjun di bidang nikel, meski belum masuk sepenuhnya tetapi telah melakukan trading melalui Rockgeo Energi Nusantara. Investasi yang telah dikeluarkan INDY untuk Rockgeo berkisar US$3,2 juta atau Rp47,8 miliar dan volume yang sudah diperdagangkan sekitar 44.000 WMT bijih nikel. 

Kendati mengalami pertumbuhan yang impresif, 88,90% dari total pendapatan INDY masih berasal dari penjualan batu bara. Laporan keuangan Januari – September 2023 mengungkap, tambang batu bara menghasilkan US$2,04 miliar.

Meski masih mendominasi, pendapatan dari emas hitam ini berkurang 28% dari periode yang sama tahun 2022 senilai US$2,83 miliar. Penjualan ke luar negeri tercatat sebesar US$1,68 miliar, turun dari semula US$2,43 miliar.