<p>Proyek LRT Jabodetabek Lintas Cawang-Dukuh Atas / Dok. PT Adhi Karya (Persero) Tbk.</p>
Korporasi

Pendapatan BUMN Adhi Karya Anjlok 30 Persen Jadi Rp2,12 Triliun

  • Emiten properti pelat merah, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), mencatatkan penurunan kinerja cukup dalam pada awal 2021.

Korporasi
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Emiten konstruksi pelat merah, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), mencatatkan penurunan kinerja cukup dalam pada awal 2021.

Adhi Karya meraup pendapatan sebesar Rp2,12 triliun pada kuartal I-2021. Pendapatan ini turun 30,9% dari catatan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp3,07 triliun.

Mengutip laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 3 Mei 2021, pendapatan usaha ini masih didominasi jasa konstruksi sebesar Rp1,74 triliun atau 81,9% dari total pendapatan. Kemudian, properti menyumbang Rp189 miliar atau 8,9% dari total pendapatan.

Selanjutnya, investasi infrastruktur menyumbang Rp160,68 triliun (7,6%) dan jasa rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) menyumbang Rp33,53 (1,6%).

Tercatat penurunan di keempat pos pendapatan tersebut. Pendapatan jasa konstruksi turun 30,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,49 triliun. Selanjutnya, pendapatan properti turun 41,3% dari Rp322,06 miliar, investasi infrastruktur turun 2,5% dari Rp164,83 miliar, dan EPC anjlok 64,1% dari Rp93,4 miliar.

Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun tercatat melorot 26,2% menjadi Rp6,74 miliar. Pada kuartal I-2020, ADHI mampu mencatatkan laba di pos ini sebesar Rp9,14 miliar.

Posisi kas perusahaan pun mengalami tekanan. Ada penurunan sebesar Rp1,58 triliun sepanjang tiga bulan pertama 2021. Penurunan ini pun membuat kas dan setara kas perusahaan pada kuartal I-2021 tercatat Rp786,33 miliar, melorot 66,7% dari posisi kas awal tahun yang sebesar Rp2,36 triliun.

Liabilitas perusahaan tercatat turun tipis menjadi Rp31,96 triliun dari posisi akhir tahun Rp32,52 triliun. Liabilitas ini didominasi kewajiban jangka pendek atau yang harus diselesaikan dalam satu tahun sebesar Rp26,33 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp5,64 triliun.

Total utang ADHI pada kuartal I-2021 tercatat sebesar Rp27,84 triliun, turun 4,2% dari total utang akhir tahun yang sebesar Rp29,06 triliun. Utang jangka pendek tercatat Rp22,67 triliun, turun 5,6% dari sebelumnya yang sebesar Rp24 triliun. Sementara itu, utang jangka pendek naik tipis 2,2% menjadi Rp5,17 triliun dari sebelumnya Rp5,06 triliun.

Dengan total ekuitas ADHI yang tercatat sebesar Rp5,58 triliun, ini berarti rasio utang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio) perusahaan sebesar 498,8% atau utang sudah hampir 5 kali lebih besar dari ekuitas.

Sebagai catatan, DER ini sudah melebihi batas aman yang ditetapkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Kemenkeu menyebut batas aman DER Badan Usaha Milik Negara seharusnya tidak melebihi 3 kali. (LRD)