Bank Neo Commerce Makin Giat Tingkatkan Taraf Inklusi dan Literasi Masyarakat
Perbankan

Pendapatan Bunga Bersih Melonjak, Bank Neo Commerce (BBYB) Masih Rugi pada Tahun 2023

  • Kerugian BBYB yang dikenal sebagai bank digital ini menyusut 28,1% secara year-on-year (yoy) dari Rp798,05 miliar yang tercatat pada tahun 2022 menjadi Rp573 miliar pada akhir 2023.
Perbankan
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC/BBYB) mencatatkan kerugian sebesar Rp573 miliar hingga akhir Desember 2023 walaupun angkanya menyusut jika dibanding tahun sebelumnya.

Kerugian BBYB yang dikenal sebagai bank digital ini menyusut 28,1% secara year-on-year (yoy) dari Rp798,05 miliar yang tercatat pada tahun 2022 menjadi Rp573 miliar pada akhir 2023. 

Aditya Windarwo, Pejabat Sementara Direktur Utama BNC, menjelaskan bahwa perbaikan ini didorong oleh peningkatan Net Interest Income (NII) atau pendapatan bunga bersih sebesar 86,32% yoy menjadi Rp3,54 triliun.

"Kami berada dalam tahap Road to Profitability. BNC berhasil menutup tahun 2023 dengan kinerja positif, hasil dari penerapan prinsip kehati-hatian dan inisiatif yang kami lakukan," ungkap Aditya melalui keterangan resmi, dikutip Rabu, 6 Maret 2024.

Perbaikan kinerja Perseroan juga tercermin dari penurunan rasio Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) BNC tahun 2023 sebesar 15%. 

Dari 127,28% pada periode yang sama di tahun 2022, BOPO turun menjadi 112,27% di tahun 2023, mengindikasikan efisiensi operasional yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya.

Hingga akhir Desember 2023, BNC telah menyalurkan kredit sebesar Rp10,78 triliun, naik 5,26% dibandingkan tahun 2022. Manajemen kredit yang lebih terukur terlihat dari Rasio Kredit Bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) net sebesar 0,95%.

Aditya menyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas kredit yang baik, peningkatan pendapatan bunga, dan efisiensi operasional. Hal tersebut menjadi landasan kuat untuk membuat BNC meyakini untuk mencetak laba pada akhir 2024. 

Meskipun total aset mengalami penurunan 7,7% yoy dari Rp19,69 triliun di Desember 2022 menjadi Rp18,17 triliun di Desember 2023, Aditya mengatakan bahwa BNC tetap berkomitmen untuk meningkatkan produk dan layanan. 

Dana Pihak Ketiga (DPK) per-31 Desember 2023 mencapai Rp13,87 triliun, dan Aditya menegaskan komitmen mereka untuk melengkapi produk tabungan serta memperluas ekosistem guna meningkatkan komposisi Current Account Saving Account  (CASA) di tahun 2024.

Sementara itu, komposisi Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat menjadi 77,73% di tahun 2023 dari 70,89% pada tahun sebelumnya. 

Sejalan dengan proyeksi pertumbuhan kredit Bank Indonesia untuk tahun 2024, BNC memproyeksikan kenaikan pencapaian kredit minimal 20% dengan pendekatan yang hati-hati dan terukur.

BNC juga berencana memperluas akses layanan perbankan dengan melengkapi produk dan layanan, serta membuka kerja sama dengan mitra-mitra strategis untuk memperluas ekosistem. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan penghimpunan dana masyarakat.