logo
Saham emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) terpantau menguat pada perdagangan, Kamis, 2 Mei 2024, bertepatan dengan jadwal cum dividen senilai Rp8,06 triliun atau setara Rp69,3 per saham.
Korporasi

Pendapatan HMSP Tembus Rp118 T di 2024, Dua Produk Ini Jadi Penopang

  • PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatat kenaikan penjualan bersih 1,63% pada 2024 menjadi Rp117,88 triliun, didorong oleh SKT dan produk bebas asap. Namun, tekanan biaya menekan laba bersih turun 17,92% menjadi Rp6,64 triliun.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatatkan kenaikan penjualan bersih sebesar 1,63% pada tahun 2024 menjadi Rp117,88 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp115,98 triliun. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan Produk Bebas Asap, meskipun beberapa kategori lainnya mengalami penurunan.

Berdasarkan laporan keuangan, penjualan Sigaret Kretek Tangan (SKT) meningkat dari Rp35,94 triliun pada 2023 menjadi Rp40,22 triliun di 2024. Sementara itu, kategori Produk Bebas Asap mencatatkan pertumbuhan signifikan, naik dari Rp953,14 miliar menjadi Rp1,70 triliun.

Namun, penurunan terjadi pada beberapa kategori utama seperti Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang turun dari Rp68,92 triliun menjadi Rp66,24 triliun, serta Sigaret Putih Mesin (SPM) yang merosot dari Rp8,06 triliun menjadi Rp6,83 triliun.

Di sisi lain, ekspor mengalami lonjakan signifikan menjadi Rp1,37 triliun, naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp706,08 miliar. Penjualan lokal kepada pihak berelasi juga tumbuh dari Rp297,85 miliar menjadi Rp465,02 miliar.

Meskipun penjualan meningkat, HMSP menghadapi tekanan biaya yang cukup besar sepanjang 2024. Laba bersih perusahaan merosot 17,92% menjadi Rp6,64 triliun dari Rp8,09 triliun pada tahun sebelumnya. Hal ini berdampak pada laba per saham dasar dan dilusian yang ikut menyusut menjadi Rp57 dari Rp70.

Beban pokok penjualan meningkat menjadi Rp99,34 triliun dari Rp96,65 triliun, sehingga laba kotor turun menjadi Rp18,53 triliun dari Rp19,33 triliun. Selain itu, beban operasional juga mengalami kenaikan. Beban penjualan naik menjadi Rp7,89 triliun dari Rp7,51 triliun, sedangkan beban umum dan administrasi meningkat menjadi Rp2,94 triliun dari Rp2,84 triliun.

Di sisi lain, penghasilan keuangan turun menjadi Rp720,73 miliar dari Rp740,37 miliar, sementara penghasilan lain-lain merosot menjadi Rp452,84 miliar dari Rp674,34 miliar. Tekanan biaya semakin terlihat dari lonjakan beban lain-lain yang meningkat drastis menjadi Rp150,61 miliar dari Rp30,76 miliar.

Akibatnya, laba sebelum pajak penghasilan emiten rokok dengan merk Sampoerna mengalami menurun menjadi Rp8,68 triliun dari Rp10,31 triliun, dan laba tahun berjalan pun menyusut menjadi Rp6,64 triliun dari Rp8,09 triliun. 

Dari sisi neraca keuangan, jumlah ekuitas menurun menjadi Rp28,35 triliun dari Rp29,86 triliun, sementara total liabilitas meningkat menjadi Rp25,93 triliun dari Rp25,44 triliun pada akhir 2023. Secara keseluruhan, total aset mengalami penurunan menjadi Rp54,29 triliun dari Rp55,31 triliun.

Kinerja HMSP di 2024 menunjukkan pergeseran tren konsumsi dengan meningkatnya kontribusi SKT dan produk inovatif bebas asap. Namun, tantangan dari kenaikan beban produksi dan operasional tetap menjadi faktor yang perlu diantisipasi untuk menjaga profitabilitas ke depan.