<p>Konglomerat pemilik Grup MNC, Hary Tanoesoedibjo. / Mediacom.co.id</p>
Industri

Pendapatan &#038; Laba Grup Media MNC Milik Hary Tanoe Semester I-2020 Anjlok

  • JAKARTA – Grup media milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo, PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) harus menelan pil pahit akibat merosotnya pendapatan dan laba bersih pada semester I-2020. Chairman & CEO MNC Media Hary Tanoesoedibjo mengatakan meskipun mengalami pertumbuhan negatif untuk semester ini, dia optimistis telah melewati masa terburuk industri media dalam hal belanja iklan selama […]

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA – Grup media milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo, PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) harus menelan pil pahit akibat merosotnya pendapatan dan laba bersih pada semester I-2020.

Chairman & CEO MNC Media Hary Tanoesoedibjo mengatakan meskipun mengalami pertumbuhan negatif untuk semester ini, dia optimistis telah melewati masa terburuk industri media dalam hal belanja iklan selama semester I-2020.

“Walaupun dampak ekonomi dari pandemi ini masih terasa, perilaku masyarakat kita juga akan berubah, yang berarti akan lebih banyak lagi orang yang menonton TV, dan juga waktu menonton mereka per hari akan bertambah. Untuk semester II-2020, saya yakin bahwa perseroan akan mencatat performa yang jauh lebih baik daripada semester pertama,” kata Hary Tanoesoedibjo dalam keterangan resmi, Senin, 10 Agustus 2020.

Emiten bersandi saham MNCN tersebut membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp1 triliun pada semester I-2020. Jumlah tersebut merosot 17% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,2 triliun.

Akan tetapi, khusus kuartal II-2020, laba bersih perseroan berhasil naik 6% year-on-year (yoy) dari Rp634,8 miliar menjadi Rp6,74,89 miliar per Juni 2020.

Pendapatan Terpukul Pandemi

Dari sisi pendapatan, induk usaha media yang menaungi RCTI, MNC TV, iNews TV, dan GTV ini, meraup Rp3,96 triliun pada Januari-Juni 2020. Jumlah itu turun 6,7% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,25 triliun. “Penurunan ini disebabkan jumlah produksi konten yang lebih kecil untuk FTA (free to air) milik MNCN,” tulis perseroan.

Pendapatan terbesar masih dikontribusi oleh lini iklan non digital sebesar Rp3,2 triliun. Namun, nilainya merosot 14% yoy dari Rp3,7 triliun. Sebaliknya, iklan digital meroket 26% menjadi Rp409 miliar pada periode yang sama.

Akan tetapi, pendapatan perseroan khusus kuartal II-2020 justru merosot 18% yoy menjadi Rp1,9 triliun. Pendapatan iklan non digital anjlok 24% menjadi Rp1,59 triliun.

“Penurunan ini dikaitkan dengan pembatalan beberapa acara besar karena pandemi COVID-19 termasuk Piala Euro yang semula direncanakan berlangsung pada Juni 2020,” jelas perseroan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kuartal II-2020 Rebound

Kendati pendapatan turun, namun hal itu tidak menyurutkan perusaahaan milik Konglomerat Hary Tanoesoedibjo untuk membukukan kinerja positif sepanjang triwulan kedua tahun ini.

Laba bersih pada tiga bulan kedua tahun 2020 tercatat sebesar Rp674,9 milar naik dari perolehan tahun lalu yang sebesar Rp634,9 miliar. Marjin laba bersih juga meningkat menjadi 35% yoy dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yakni 27%.

“Kenaikan laba bersih kuartal II-2020 yang kuat disebabkan sebagian dari keuntungan dalam forex (foreign exchange/pertukaran valuta asing),” sebut perseroan.

Namun, perseroan mengklaim bahwa perusahaan bersandi saham MNCN itu mengungguli industri secara signifikan apabila dibandingkan dengan kompetitor lain.

Pada perdagangan Senin, 10 Agustus 2020, saham MNCN ditutup turun 0,56% sebesar 5 poin ke level Rp885 per lembar. Kapitalisasi pasar saham MNCN mencapai Rp12,63 triliun dengan imbal hasil negatif 32,44% dalam setahun terakhir. (SKO)