Nampak pengunjung tengah menikmati suasana di Citywalk Elvee Lippo Karawaci, Tangerang Banten, Senin 29 November 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Pendapatan Lippo Karawaci (LPKR) Kerek Laba Bersih Ratusan Persen

  • PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) sukses memperbaiki kinerja keuangan sepanjang 2023 dengan capaian pendapatan yang moncer.
Korporasi
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA – PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) sukses memperbaiki kinerja keuangan sepanjang 2023 dengan capaian pendapatan yang moncer. Tak ayal, laba bersih emiten properti ini melonjak secara signifikan ratusan persen dari posisi kerugian pada tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Desember 2023 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Lippo Karawaci yang menggunakan kode saham LPKR ini sukses meraup laba bersih sebesar Rp50,14 miliar. 

Meskipun tampak kecil, laba bersih LPKR sepanjang 2023 berhasil meningkat pesat sebesar 118% secara tahunan dari periode tahun buku 2022 yang mengalami kerugian sebesar Rp2,69 triliun. Pertanyaannya, apa yang mendorong perbaikan laba bersih tersebut?

Baca Juga: Sektor Properti Diproyeksikan Tumbuh 10 Persen, Lippo Karawaci (LPKR) Andalkan Produk Ini

Sejalan dengan kenaikan laba bersih, LPKR pada tahun lalu sukses membukukan pendapatan sebesar Rp16,99 triliun. Jumlah tersebut melesat 14,73% secara tahunan dari posisi tahun sebelumnya yang hanya berada di level Rp14,80 triliun.

Menariknya, meski Lippo Karawaci populer dengan bisnis properti, pendapatan terbesar LPKR justru disumbang dari segmen kesehatan (healthcare) dengan porsi Rp11,19 triliun. Sedangkan segmen properti (real estate development) dan (lifestyle) termasuk perhotelan dan restauran masing-masing memberikan porsi Rp4,54 triliun dan Rp1,25 triliun. 

Adapun beban pokok pendapatan LPKR berada di level Rp9,47 triliun. Angka ini membengkak dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp8,52 triliun. Meskipun begitu, laba bruto LPKR meningkat menjadi Rp7,36 triliun atau melesat 19,82% secara tahunan dari posisi tahun sebelumnya.  

Sejalan dengan peningkatan laba bruto, laba usaha LPKR sepanjang 2023 berhasil mengalami perbaikan signifikan menjadi 3,69 triliun melambung 3.254% secara tahunan dari posisi tahun sebelumnya yang hanya Rp113 miliar.

Perbaikan itu dipicu oleh beban usaha yang hanya bengkak tipis menjadi Rp4,53 triliun dari posisi tahun sebelumnya Rp4,30 triliun. Pendapatan lainnya juga melonjak 846% dari Rp133,74 miliar menjadi Rp1,23 triliun. Di sisi lain, beban lainnya turun menjadi Rp374,59 miliar dari Rp1,86 triliun tahun sebelumnya.

Selanjutnya, beban keuangan bersih LPKR menurun menjadi Rp1,81 triliun dari Rp1,85 triliun sebelumnya. Bagian rugi dari entitas asosiasi meningkat menjadi Rp610,23 miliar dari Rp155,06 miliar. 

Dengan demikian, laba sebelum beban pajak emiten properti ini berada di angka Rp1,26 triliun, meningkat 166% dari minus Rp1,89 triliun. Hal tersebut menghasilkan laba tahun berjalan LPKR mencapai Rp653,69 miliar, naik 128% dari tekor Rp2,32 triliun.

Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) Groundbreaking Proyek Park Serpong Seluas 400 Hektare

Likuiditas LPKR 

Dari perspektif neraca, sepanjang tahun 2023, total aset LPKR mengalami penurunan tipis dari Rp49,87 triliun pada Desember tahun sebelumnya menjadi Rp49,57 triliun. Lebih lanjut, aset lancar Lippo Karawaci, yang dapat diuangkan dalam waktu satu tahun, mencapai Rp29,81 triliun, sementara aset tidak lancar emiten ini berada di level Rp19,75 triliun.

Meski ada penurunan aset, liabilitas LPKR juga ikut susut 2,49% secara tahunan menjadi Rp29,96 triliun dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp30,73 triliun. Dari jumlah tersebut, liabilitas jangka pendek berada di angka Rp9,92 triliun dan liabilitas jangka panjang di level Rp29,96 triliun.

Sementara dari segi modal atau ekuitas, sepanjang 2023 LPKR mencatatkan penanaman uang sebesar Rp19,60 triliun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,44% secara tahunan dari posisi tahun sebelumnya yang mencapai Rp19,13 triliun.

Dari lantai bursa, saham LPKR terpantau menguat 2,86% ke level Rp72 per saham pada perdagangan Selasa, 26 Maret 2023, pukul 11:33 WIB. Namun, secara kumulatif sepanjang tahun ini, harga saham emiten dengan kapitalisasi pasar Rp5,03 triliun ini justru menurun lebih dari 20%.