<p>Sinarmas Land Plaza di Bumi Serpong Damai (BSD). / Sinarmasland.com</p>
Korporasi

Pendapatan Meningkat, Bumi Serpong Damai Berbalik Laba Rp680 Miliar

  • BSDE mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,25 triliun pada semester I-2021
Korporasi
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) berhasil mencatat kinerja positif selama semester I-2021. Pendapatan yang meningkat membuat perusahaan di bawah konglomerasi Sinar Mas ini dapat berbalik laba.

Mengutip laporan keuangan interim di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 16 Agustus 2021, BSDE mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,25 triliun pada semester I-2021. Catatan ini melonjak 38,8% dibandingkan semester I-2020 yang sebesar Rp2,34 triliun.

Penjualan tanah dan bangunan berhasil berkontribusi paling besar terhadap pendapatan BSDE. Pos penjualan ini mencatatkan pendapatan Rp2,57 triliun. Jumlah ini meningkat 46,85% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp1,75 triliun.

Selanjutnya, pendapatan sewa tercatat sebesar Rp365,32 miliar, konstruksi Rp151,47 miliar, hotel Rp4,66 miliar, arena rekreasi Rp2,7 miliar, pengelolaan gedung Rp145,21 miliar, dan pendapatan lain-lain Rp12,69 miliar.

BSDE mencatatkan laba kotor sebesar Rp2,19 triliun pada semester I-2021. Jumlah ini meningkat 36,9% dibandingkan semester I-2020 yang sebesar Rp1,6 triliun.

Laba usaha tercatat Rp1,12 triliun pada enam bulan pertama 2021. Besaran ini meroket 129,3% dari catatan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp488,74 miliar.

Pada bottom line, BSDE mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp680 miliar pada semester I-2021. Jumlah ini berbanding terbalik dengan semester I-2020 yang rugi sebesar Rp192,68 miliar.

Tercatat ada penurunan kas dan setara kas sebesar Rp3,37 triliun. Posisi kas BSDE pada akhir periode pun menjadi Rp7,64 triliun. Pada awal tahun, posisi kas tercatat Rp10,92 triliun.

Aset BSDE tercatat sebesar Rp59,06 triliun, turun sedikit dari posisi awal tahun yang sebesar Rp60,86 triliun. Aset lancar tercatat sebesar Rp26,99 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp28,36 triliun.

Liabilitas tercatat sebesar Rp24,01 triliun yang terdiri atas liabilitas jangka pendek Rp8,95 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp15,06 triliun. Sementara itu, ekuitas masih tercatat lebih besar dari liabilitas yaitu Rp35,05 triliun.