<p>Ilustrasi industri pertambangan. / Pixabay</p>
Industri

Pendapatan Turun, Laba ITMG Kuartal I-2021 Melejit Hingga 173 Persen

  • Emiten pertambangan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membukukan pennurunan pendapatan pada kuartal I tahun ini.

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Emiten pertambangan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membukukan pennurunan pendapatan pada kuartal I tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perseroan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan perseroan turun hingga 21,8% year-on-year (yoy) dengan jumlah US$283,2 juta atau setara Rp4,14 triliun (asumsi kurs Rp14.572 per dolar Amerika Serikat).

Padahal, pada kuartal I-2020 pendapatan yang diraup sebesar Rp5,3 triliun. Adapun pendapatan kali ini ditopang dari pennjualan batu bara di pihak ketiga sebesar Rp3,8 triliun dan pihak berelasi Rp237,7 miliar.

Kemudian, penjualan bahan bakar dari pihak ketiga juga turut menyumbang Rp59,7 miliar, serta penjualan jasa sebesar Rp92 juta.

Pada periode ini, ITMG sebenarnya sudah menekan beban pokok pendapatan, dari semula rugi Rp4,3 triliun menjadi rugi Rp2,9 triliun.

Direktur Utama ITMG Megah Mulianto mengungkapkan, ke depan perseroan akan terus meningkatkan kinerja. Pada tahun ini, ia mematok target volume produksi sebesar 17,7-19,9 juta ton.

“Untuk target volume penjualannya sebesar 20,7-22,9 juta ton,” mengutip keterangan tertulis, Rabu, 12 Mei 2021. Meskipun demikian, Megah menegaskan angka tersebut bisa mengalami perubahan menyesuaikan situasi.

Laba Bersih Justru Melejit

Kendati pendapatan turun, si sisi lain perseroan mampu meraup laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp613, miliar. Jumlah ini melejit hingga 173.2% yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp224,4 miliar.

Adapun total liabilitas ITMG tercatat sebesar Rp4.6 triliun, naik 2.2% yoy dibandingkan dengan Rp4.5 triliun pada kuartal I-2020. Total ekuitas juga meningkat 4,05% yoy, yakni Rp12,3 triliun menjadi Rp12, triliun.

Untuk total aset, ITMG berhasil menaikkan aset 4,1% dari akhir 2020. Jumlahnya meningkat dari Rp16,8 triliun menjadi Rp17,5 triliun sepanjang tiga bulan pertama 2021.