Pendapatan meroket 649%, Intikeramik Alamasri Justru Rugi Rp67,57 Miliar
Emiten produsen keramik dan pengelola hote Swiss-belinn PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk. (IKAI) mencatat rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk hingga Rp67,57 miliar sepanjang 2019.
Industri
Emiten produsen keramik dan pengelola hote Swiss-belinn PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk. (IKAI) mencatat rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk hingga Rp67,57 miliar sepanjang 2019.
Dikutip dari laporan keuangan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Sabtu, 2 Mei 2020, rugi bersih itu berbanding terbalik dari periode 2018 yang berhasil meraup laba Rp71,64 miliar.
Padahal pada 2019, pendapatan emiten berkode saham IKAI itu meroket hingga 649,49% year-on-year (yoy) menjadi Rp84,52 miliar. Sementara pada tahun sebelumnya, pendapatan perseroan hanya Rp11,27 miliar.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Akan tetapi, beban pokok pendapatan juga ikut melejit tajam dari Rp5,53 miliar menjadi Rp22,61 miliar. Sehingga laba kotor mengalami lonjakan hingga 978,39% menjadi Rp61,9 miliar dari semula sebesar Rp5,74 miliar.
Kendati demikian, capaian tersebut tak berhasil mendorong perusahaan untuk membukukan keuntungan pada periode 2019. Perusahaan penghasil keramik Essenza ini mengalami penurunan kinerja lantaran adanya kenaikan sejumlah beban pada periode tersebut
Beban penjualan pada 2019 tercatat sebesar Rp5,02 miliar. Pengeluaran ini membengkak hingga 98,8% dibandingkan dengan 2018 sebesar Rp2,52 miliar. Beban administrasi dan umum juga naik drastis 103,19% menjadi Rp113,32 miliar, sedangkan pada 2018 hanya sebesar Rp55,77 miliar.
Alhasil, rugi usaha naik tipis 7,38% yakni sebesar Rp56,43 miliar pada 2019. Sementara, di periode sebelumnya sebesar Rp52,55 miliar.
Adapun, pada tahun 2018 perusahaan melakukan akuisisi saham pada entitas anak yang menghasilkan laba sebesar Rp136,03 miliar. Selain itu, pada tahun tersebut perusahaan juga berhasil mengantongi laba atas penjualan aset tetap sebesar Rp441 juta.
Sedangkan, pada 2019 perusahaan tidak menerima sumbangan pendapatan dari kedua pos tersebut. Sehingga capaian perusahaan penghasil keramik ini semakin tertinggal dari tahun sebelumnya.
Kinerja perusahaan semakin tertekan akibat meningkatnya beban keuangan. Pada 2019, beban keuangan tercatat sebesar Rp30,57 miliar. Jumlah ini membengkak hingga 501,77% dibandingkan dengan 2018 yang hanya sebesar Rp5,08 miliar.
Di sisi lain, nilai aset perusahaan naik tipis 1,5% menjadi Rp1,35 triliun, sedangkan periode sebelumnya sebesar Rp1,33 triliun. Sementara di sisi liabilitas, perusahaan berhasil memangkas total utangnya menjadi sebesar Rp440,98 miliar turun 18,77% dari Rp542,88 miliar pada 2018.
Adapun, total ekuitas perusahaan per 31 Desember 2019 sebesar Rp1,35 triliun naik tipis 1,5% dari semula sebesar Rp1,33 triliun.
Hadapi Pandemi
Di tengah pandemi COVID-19, Intikeramik Alamasri menunjukkan dukungan dalam masa yang penuh tantangan ini bagi mereka yang membutuhkan fasilitas isolasi diri. Perusahaan, melalui salah satu jaringan hotel yang dikelola oleh anak usahanya, Hotel Swiss-Belinn Gajahmada-Medan akan mulai menawarkan paket isolasi diri.
Paket khusus ini bertujuan untuk memberikan rasa aman bagi mereka yang mencari ketenangan dan kenyamanan di tengah isolasi diri yang mereka lakukan.
Sebagai catatan, saat ini terdapat lebih dari 100 orang yang berada dalam status pengawasan di Medan. Sebagai permulaan, perusahaan telah menyiapkan sejumlah kamar yang dikhususkan untuk memberikan pelayanan bagi mereka saja yang masih dalam keadaan sehat namun dianjurkan untuk menjaga jarak.
Perusahaan memastikan bahwa semua pedoman dan arahan terkait isolasi diri yang diberlakukan oleh Kementerian Kesehatan telah diikuti dengan baik oleh semua anggota karyawan.
Sejauh ini, perusahaan melalui anak usahanya PT Saka Mitra Sejati telah bekerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara untuk memberikan pelatihan kepada staf hotel dengan seperangkat protokol yang berlaku.
“Kesehatan dan keselamatan staf hotel dan tamu kami akan tetap menjadi prioritas utama bagi kami. Jika terdapat tamu yang memerlukan perhatian medis selama mereka menginap, staf kami yang bertugas akan membantu dalam mengatur transfer medis ke rumah sakit mitra sehingga tamu kami dapat menerima perawatan medis dengan segera apabila diperlukan,” kata Presiden Direktur IKAI Yohas Raffli dalam keterangan resmi.
Perusahaan akan memberikan kenyamanan jarak dengan melakukan penyajian makanan dan minuman lengkap di kamar tamu dan akan menutup semua fasilitas publik untuk langkah-langkah keamanan.
Menurut dia, harap diingat bahwa paket ini hanya tersedia untuk orang yang telah diuji negatif tetapi masih disarankan untuk melakukan isolasi sendiri sehingga surat resmi dari rumah sakit akan dibutuhkan.
“Kami mengakui bahwa situasi ini telah membawa tekanan yang cukup besar pada bisnis perhotelan kami. Namun demikian, kami akan terus mencari jalan untuk mempertahankan dan mengembangkan operasi hotel kami. Kami berharap inisiatif kami untuk memperkenalkan paket isolasi diri ini dapat menjadi strategi kami untuk beradaptasi ditengah kondisi perekonomian yang menantang,” kata dia.