<p>Lanskap bangunan pusat perbelanjaan Lippo Mall Puri, di kawasan Jakarta Barat, Minggu, 6 September 2020. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menjual kepemilikan atas Lippo Mall Puri yang saat ini dikelola oleh anak usahanya PT Mandiri Cipta Gemilang (MCG) kepada penjual yang juga merupakan pihak yang terafiliasi dengannya yakni PT Puri Bintang Terang (PBT). Nilai transaksi pengalihan diperkirakan sebesar total Rp 3,50 triliun, belum termasuk PPN, Rencana transaksi dilaksanakan merupakan bagian dari strategi asset-light yang dijalankan perseroan dan dilakukan untuk meningkatkan likuiditas perseroan dan hasil yang akan diterima oleh perseroan dari pelaksanaan rencana transaksi akan digunakan antara lain untuk membiayai kegiatan operasional perseroan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Pendapatan Naik, Lippo Karawaci Masih Telan Rugi Rp573,2 Miliar

  • JAKARTA – Emiten properti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) harus menelan pil pahit lantaran mengalami rugi pada kuartal III-2021.Berdasarkan laporan keuangan Lippo

Korporasi

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Emiten properti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) harus menelan pil pahit lantaran mengalami rugi pada kuartal III-2021.

Berdasarkan laporan keuangan Lippo Karawaci di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 1 November 2021, rugi yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp573,2 miliar. Kendati rugi, jumlah ini masih lebih baik ketimbang periode yang sama tahun lalu, yakni rugi mencapai Rp2,34 triliun.

Tak semuanya memburuk, pendapatan Lippo Karawaci masih tumbuh pada kuartal III tahun ini. Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp10,7 triliun, naik 44,5% year-on-year (yoy) dibandingkan kuartal III-2020 yang sebesar Rp7,4 triliun.

Kontribusi pendapatan paling besar ditopang oleh lini bisnis healthcare yang mencapai Rp5,8 triliun. Disusul oleh penjualan apartemen Rp1,8 triliun dan pendapatan dari pusat belanja Rp1,1 triliun.

Di sisi lain, beban pokok pendapatan Lippo Karawaci membengkak hingga Rp6,28 triliun. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu beban ini sebesar Rp4,27 triliun.

Begitu pula dengan total liabilitas yang naik menjadi Rp40,3 triliun dari Rp28,2 triliun per akhir 2020. Porsi paling besar berasal dari utang obligasi yang mencapai Rp18 triliun. Jumlah ini naik dari Rp11 triliun per Desember 2020.

Kemudian total ekuitas juga meningkat dari Rp23,5 triliun per Desember 2020 menjadi Rp22,7 triliun per September 2021.

Pada periode ini, Lippo Karawaci memiliki kas dan setara kas sebesar Rp4,89 triliun, naik dari Rp2,9 triliun per akhir 2020. Total aset perseroan juga naik 21,6% year-to-date (ytd) dari Rp51,8 triliun per akhir tahun lalu.

Sebagi informasi, Chief Executive Officer Lippo Karawaci John Riady belum lama ini merombak susunan pengurus perseroan. Sejumlah nama ditunjuk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 13 Oktober 2021.

Kartini Sjahrir, adik dari Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan resmi menjabat posisi dewan komisaris. Selain itu, Gita Irmasari juga ditetapkan sebagai direktur baru di perseroan.

Keduanya terhitung efektif menjabat sejak ditutupnya rapat sampai dengan berakhirnya masa jabatan pada penutupan RUPS Tahunan pada tahun 2023.

Pada kesempatan yang sama, para pemegang saham juga menerima pengunduran diri Tevilyan Yudhistira Rusli dari jabatannya sebagai Direktur LPKR dan menerima pengangkatan Phua Meng Kuan (Daniel Phua) sebagai Direktur baru menggantikan Tevilyan Yudhistira Rusli.

Berikut susunan baru komisaris dan direksi Lippo Karawaci:

Komisaris

Presiden Komisaris Independen: John A. Prasetio
Komisaris Independen: Anangga W. Roosdiono
Komisaris Independen: DR. Kartini Sjahrir
Komisaris: Anand Kumar
Komisaris: Kin Chan
Komisaris: George Raymond Zage III

Direksi

Presiden Direktur: Ketut Budi Wijaya
Direktur: John Riady
Direktur: Marshal Martinus Tissadharma
Direktur: Surya Tatang
Direktur: Rudy Halim
Direktur: Dion Leswara
Direktur: M. Arif Widjaksono
Direktur: Phua Meng Kuan (Daniel Phua)
Direktur: Gita Irmasari.