Pendapatan Negara Turun, APBN Maret Tetap Surplus Rp8,1 Triliun
- Kementerian Keuangan RI mengungkapkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami surplus sebesar Rp8,1 triliun hingga Maret 2024.
Makroekonomi
JAKARTA - Kementerian Keuangan mengungkapkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami surplus sebesar Rp8,1 triliun hingga Maret 2024.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, sayangnya meski APBN Maret 2024 surplus namun kinerja pendapatan negara turun daripada belanja negara. Di mana pendapatan negara tercatat sebesar Rp620 triliun atau turun 4,1% secara yoy.
“Posisi APBN masih mengalami surplus Rp8,1 triliun atau 0,04 persen dari produk domestik bruto (PDB),” kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa edisi April 2024 pada Jumat, 26 April 2024.
- Tren Inflasi Jabatan dan Dampaknya untuk Dunia Kerja
- Minim Risiko Gagal Bayar, DBS Raih Peringkat AAA dari Fitch Rating
- 155 Tewas dan 200 Ribu Terdampak Akibat Banjir Hebat di Tanzania
Menkeu menyebut, meski mengalami penurunan, perlu diketahui pertumbuhan pendapatan pada 2022 hingga 2023 sangat tinggi. Sehingga meskipun ada koreksi tetap akan diwaspadai penurunan tersebut.
RI juga meningkatkan kewaspadaannya dari sisi ekonomi dunia, pasalnya masih banyak perubahan dari sisi tensi geopolitik yang akan berimbas pada seluruh perekonomian dunia yang turut mempengaruhi APBN.
Sementara belanja negara tercatat sebesar Rp611,9 triliun. Nilai itu setara dengan 18,4% dari pagu anggaran sebesar Rp3.325,1 triliun. Belanja Negara mengalami pertumbuhan yang signifikan, yakni sebesar 18% yoy.
Sri Mulyani merinci, belanja pemerintah pusat tercatat sebesar Rp427,6 triliun yang terdiri dari belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp222,2 triliun atau 20,4% dari pagu dan belanja non-K/L sebesar Rp triliun. Adapun transfer ke daerah tercatat sebesar Rp205,4 triliun atau 14,9% dari pagu.
Lebih lanjut Menkeu mengatakan jika dilihat dari sisi Penerimaan perpajakan tercatat sebesar Rp393,9% triliun, terdiri atas PPh non migas Rp220,4 triliun, PPN danPPnBM tembus sebesar Rp155,7 triliun, untuk PBB dan pajak lain Rp3,1 triliun terkahir PPh Migas Rp14,5 triliun.
Keseimbangan primer juga tercatat menunjukkan kinerja positif, yakni sebesar Rp122,1 triliun. Keseimbangan primer adalah selisih dari total Pendapatan Negara dikurangi Belanja Negara di luar pembayaran bunga utang.
Menkeu berharap tensi geopolitik relatif mereda, namun tetap berisiko mengalami eskalasi. Masalah geopolitik diakui Sri Mulyani menjadi fokus para pemimpin dunia termasuk konflik yang terjadi Minggu lalu antara Iran dan Israel meningkat.