BSI Buka Weekend Banking di 342 Cabang se-Indonesia, Mana Saja?
Perbankan

Pendapatan Pengelolaan Dana Naik di Semua Segmen, Laba Bersih BSI Naik 33,88 Persen

  • Berbagai rasio keuangan juga menunjukkan performa kuat BSI pada tahun 2023, seperti aset yang mencapai Rp354 triliun atau tumbuh 15,67%, return of asset (ROA) sebesar 2,35%, dan return of equity (ROE) mencapai 16,88%.
Perbankan
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI/BRIS) mencatat kenaikan laba bersih 33,88% secara year-on-year (yoy) karena didorong oleh pendapatan pengelolaan dana yang naik di semua segmen.

Pada tahun 2023, pendapatan pengelolaan dana sebagai mudharib BSI naik di semua segmen, salah satunya segmen pendapatan dari jual beli yang tercatat naik 11% yoy dari Rp11,3 triliun ke Rp12,6 triliun.

Kemudian, BSI membukukan pendapatan dari bagi hasil sebesar Rp5,9 triliun dengan kenaikan 22,12% yoy, pendapatan dari ijarah sebesar Rp155 miliar dengan kenaikan 27,18% yoy, dan pendapatan usaha utama lainnya sebesar Rp3,52 triliun dengan kenaikan 7,5% yoy.

Pencapaian kinerja positif BSI juga didukung oleh peningkatan pendapatan berbasis komisi (fee-based income) sebesar 12,08% yoy menjadi Rp4,20 triliun pada tahun 2023.

Dengan kenaikan pendapatan di seluruh segmen, laba usaha BSI pada tahun 2023 tercatat sebesar Rp7,5 triliun, naik 34,4% yoy dari Rp5,6 triliun yang dibukukan pada tahun sebelumnya. 

Walau beban pajak dan zakat mengalami peningkatan dengan kenaikan masing-masing sebesar 35% dan 34%, laba bersih BSI mengalami pertumbuhan 33,88% yoy menjadi Rp5,7 triliun dari Rp4,2 triliun.

Dari segi fungsi intermediasi, pertumbuhan pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) memberikan kontribusi optimal terhadap kinerja BSI. 

Selama tahun 2023, BSI mencatat penyaluran pembiayaan sebesar Rp240,32 triliun, yang tumbuh sebesar 15,70% secara tahunan, dengan kualitas pembiayaan yang membaik (Nonperforming Financing/NPF) mencapai 2,08%. 

Pembiayaan yang disalurkan didominasi oleh segmen konsumer (54,32%), wholesale (28,09%), dan retail (17,58%).

Hingga Desember 2023, pembiayaan berkelanjutan BSI mencapai Rp57,7 triliun, dengan sektor UMKM mendominasi sebesar Rp45,4 triliun, diikuti oleh sektor pertanian berkelanjutan Rp4,8 triliun, produk eco-efficient Rp5,8 triliun, energi terbarukan Rp1,1 triliun, dan proyek eco-green Rp549,6 miliar.

Sementara itu, penghimpunan DPK BSI hingga Desember 2023 mencapai Rp293,77 triliun, tumbuh 12,35% yoy. Dari jumlah tersebut, tabungan yang merupakan sumber dana murah mencapai Rp124,73 triliun, atau 40% dari total DPK.

Jumlah nasabah BSI juga mengalami pertumbuhan signifikan, mencapai 19,65 juta nasabah pada akhir tahun 2023, dengan pertumbuhan 5 juta nasabah setelah merger, menjadikan BSI sebagai bank syariah dengan jumlah nasabah terbesar di dunia.

Berbagai rasio keuangan juga menunjukkan performa kuat BSI pada tahun 2023, seperti aset yang mencapai Rp354 triliun atau tumbuh 15,67%, return of asset (ROA) sebesar 2,35%, dan return of equity (ROE) mencapai 16,88%. 

Kinerja yang baik ini juga didukung oleh rasio pencadangan yang kuat sebesar 194,35% dan efisiensi yang baik, tercermin dari rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang berhasil ditekan menjadi 71,27%.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa faktor utama yang mendukung kinerja positif BSI termasuk pertumbuhan pembiayaan, pengumpulan DPK serta dana murah.

Hery mengatakan, kesuksesan BSI dalam mempertahankan kinerja yang kuat ini tidak lepas dari respons strategis yang tepat, adaptasi yang baik terhadap kondisi pasar, dan model bisnis yang fleksibel dan terdigitalisasi.

“Alhamdulillah, di tengah situasi perekonomian global yang penuh ketidakpastian, BSI kembali membuktikan diri berhasil mencetak kinerja yang sangat baik. Hal ini tidak lepas dari langkah BSI dalam melakukan strategic response yang tepat, adaptif, dan terus berinovasi pada bisnis yang memiliki demand tinggi di market. Juga didukung komitmen kami yang senantiasa melakukan optimalisasi literasi inklusi keuangan syariah di seluruh sektor potensial,” ujar Hery dikutip dari keterangan resmi, Rabu, 13 Maret 2024.

Hery menambahkan bahwa model bisnis yang fleksibel dan terdigitalisasi memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan kinerja. Dengan model bisnis yang adaptif dan terdigitalisasi, BSI dapat mencapai masyarakat dari segala segmen, termasuk individu, ritel, UMKM, dan korporat. 

Oleh karena itu, konsep "Beyond Sharia Banking" menjadi fokus utama, di mana BSI menawarkan beragam produk dan layanan perbankan syariah dengan skema keuangan yang unik, tidak seperti bank syariah lainnya.

Hery pun mengatakan bahwa pemerintah juga memberikan dukungan regulasi bagi perbankan syariah, memberikan peluang besar bagi BSI untuk terlibat dalam proyek-proyek nasional.

Pertumbuhan layanan e-channel juga menjadi sorotan, dengan jumlah pengguna BSI Mobile mencapai 6,3 juta orang, dan pembukaan rekening secara online mencapai 86%.