Pendapatan PGN Semester I-2020 Capai Rp20,8 Triliun
Direktur Keuangan PGN Arie Nobelta Kaban mengungkapkan, kondisi perekonomian yang sulit telah memengaruhi pencapaian kinerja keuangan semester ini.
Industri
JAKARTA – Emiten pelat merah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) berhasil membukukan pendapatan senilai US$1,46 miliar setara Rp20,8 triliun (kurs Rp14.303 per dolar Amerika Serikat) pada semester I-2020. Pendapatan emiten bersandi PGAS ini menurun 17,97% year-on-year (yoy) dari US$1,78 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada paruh pertama tahun ini, manajemen PGN berhasil menurunkan beban pokok pendapatan hingga 16,66% dari US$1,20 miliar pada semester I-2019 menjadi US$1 miliar pada semester I-2020.
Emiten gas anak usaha PT Pertamina (Persero) yang merupakan subholding migas ini mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$6,72 juta pada paruh pertama tahun ini. Jumlah laba setara Rp96,1 miliar tersebut anjlok 87,56% yoy dibandingkan dengan semester I-2019 sebesar US$54,04 juta.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Direktur Keuangan PGN Arie Nobelta Kaban mengungkapkan, kondisi perekonomian yang sulit telah memengaruhi pencapaian kinerja keuangan semester ini.
“Pendapatan PGN sebagian besar berasal dari kinerja operasional penjualan gas,” ujarnya melalui siaran pers yang dikutip TrenAsia.com, Sabtu, 5 September 2020.
Pada semester I-2020, pendapatan distribusi gas dari pihak ketiga mencapai US$790,83 juta, sedangkan distribusi gas pihak berelasi sebesar US$394,76 juta.
Upaya PGN
Meskipun demikian, di tengah tekanan kinerja tersebut, katanya, PGN tetap berupaya menjaga kinerja operasional dan keuangan, khususnya dalam melayani kebutuhan gas bumi nasional.
Usaha PGN sektor hulu dipengaruhi oleh dampak pandemi COVID-19, penurunan harga migas dunia, dan melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS.
“Harga minyak gas dan bumi yang tidak sebaik proyeksi yang dilakukan pada akhir tahun 2019, berpengaruh pada pendapatan dari upstream dan recoverability aset-aset di hulu yang dikelola PT Saka Energi Energi Indonesia (SEI),” kata Arie.
Keseluruhan aset PGAS per akhir semester I-2020 sebesar US$7,55 miliar, meningkat 2,44% dibandingkan dengan 31 Desember 2019 sebesar US$7,37 miliar.
Sementara itu, total liabilitas PGAS per 30 Juni 2020 mencapai US$4,35 miliar. Posisi itu naik 5,32% dibandingkan dengan akhir tahun 2019 sebesar US$4,13 miliar.
Pada periode ini, PGAS membukukan ekuitas sebesar US$3,20 miliar. Jumlah itu turun tipis 0,92% dibandingkan dengan ekuitas perusahaan per akhir tahun 2019 sebesar US$3,23 miliar. (SKO)