Pendapatan PP Properti Naik 27,77 Persen, Tapi Laba Turun Rp160 Miliar
PT PP Properti Tbk (PPRO) berhasil catat total pendapatan usaha sebesar Rp2,08 triliun di tahun 2020. Total pendapatan ini meningkat 27,77% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,62 triliun.
Korporasi
JAKARTA – PT PP Properti Tbk (PPRO) berhasil catat total pendapatan usaha sebesar Rp2,08 triliun di tahun 2020. Total pendapatan ini meningkat 27,77% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,62 triliun.
Mengutip laporan keuangan PPRO yang diunggah di Bursa Efek Indonesia, beban pokok pendapatan PPRO turut meningkat 47,67% menjadi Rp1,75 triliun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,18 triliun. Akibatnya, laba kotor pun turun 25,85% menjadi Rp327,64 miliar.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Selain itu, laba bersih PPRO juga merosot tajam di tahun 2020. Tercatat, laba bersih PP Properti turun 64,25% menjadi Rp89,09 miliar. Padahal, anak usaha PT PP (Persero) Tbk (PTPP ini berhasil mencatatkan laba bersih Rp249,68 miliar di tahun 2019. Ini berarti laba bersih turun Rp160 miliar
Di sisi ekuitas, PPRO mencatatkan Rp4,54 triliun atau turun tipis 0,5% dari tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp4,52 triliun. Adapun, total kewajiban tercatat sebesar Rp14,04 triliun, tumbuh 4,14% dari tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp13,49 triliun.
Secara umum, aset perseroan tumbuh tipis 3,23% menjadi Rp18,59 triliun dari yang sebelumnya Rp18 triliun.
Target 2021
Tahun ini, PP Properti menargetkan prapenjualan sebesar Rp1,38 triliun. PPRO juga menargetkan pendapatan perusahaan sebesar Rp1,7 triliun dengan laba bersih Rp300 miliar tahun ini.
PPRO akan memanfaatkan tiga lini bisnis utamanya untuk mencapai ini, yaitu residensial, pusat perbelanjaan, dan hotel. Adapun, kontribusi terbesar masih akan didapat dari lini residensial.
Untuk menjalankan strategi tahun ini, PPRO telah menyiapkan modal kerja (capital expenditure/capex) senilai Rp438 miliar. Capex ini akan digunakan untuk proyek carry over.
Adapun alokasinya yakni untuk mal dan edutainment 25%, hotel 19%, setoran modal anak perusahaan 18%, dan pembayaran tanah yang telah dimiliki sekitar 37%.