Setelah IPO Akhir Tahun, Mitratel akan Ekspansi ke Kawasan ASEAN dan Pasifik.jpg
Korporasi

Pendapatan Sewa Menara Kerek Laba Bersih MTEL ke Level Rp1,06 Triliun

  • Sebagian besar pendapatan MTEL berasal dari pendapatan sewa menara telekomunikasi kepada pihak berelasi dan pihak ketiga, dengan total nilai mencapai Rp4,12 triliun.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Emiten menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel sepanjang paruh pertama tahun ini sukses mencatatkan laba bersih Rp1,06 triliun, yang bertumbuh dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp1,02 triliun.

Kenaikan laba bersih ini, sejalan dengan pendapatan emiten bersandikan MTEL pada semester I-2024 yang melesat 7,8% ke level Rp4,45 triliun dari periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp4,12 triliun. 

Berdasarkan laporan keuangannya, sebagian besar pendapatan MTEL berasal dari pendapatan sewa menara telekomunikasi kepada pihak berelasi dan pihak ketiga, dengan total nilai mencapai Rp4,12 triliun. Angka ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp3,82 triliun.

“Pertumbuhan pendapatan dipicu oleh kuatnya kinerja operasional yang terlihat pada peningkatan jumlah menara, pertumbuhan tenant, dan penggelaran fiber optic,” ujar Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko dalam keterangan resminya, dikutip Selasa, 30 Juli 2024. 

Asal tahu saja, hingga 30 Juni 2024, kemarin, Mitratel mencatat peningkatan tenancy ratio menjadi 1,52 kali dari 1,49 kali tahun sebelumnya, mencerminkan optimalisasi aset dan penyesuaian kebutuhan ekspansi dengan ketersediaan alat produksi. 

Selain itu, panjang fiber optic Mitratel meningkat menjadi 37.602 kilometer, naik 37,9% pada periode yang sama. Pertumbuhan jumlah menara dan fiber optic diiringi dengan peningkatan jumlah penyewa menjadi 58.598 tenant, naik 7,1% secara tahunan.

Teddy juga menyebutkan bahwa peningkatan kinerja didorong oleh efisiensi dan perbaikan proses kerja melalui optimalisasi teknologi. Digitalisasi, khususnya dalam pemasaran, mempermudah penyewa dalam menyewa menara dan fiber sesuai kebutuhan.

Dengan demikian, EBITDA Mitratel mencapai Rp3,69 triliun pada periode Januari-Juni 2024, meningkat 10,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Margin EBITDA MTEL juga naik menjadi 83,1% dari 81,2% tahun sebelumnya, mencerminkan efisiensi yang lebih baik dengan skala bisnis yang lebih besar dan optimalisasi proses bisnis melalui digitalisasi.

“Kami fokus pada fundamental perusahaan, monetisasi alat produksi, dan memperkuat bisnis di ekosistem menara untuk memastikan pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan baik dari sisi pendapatan maupun laba,” ujar Teddy.

Selain itu, Mitratel akan terus melakukan ekspansi bisnis sesuai strategi perusahaan, termasuk adopsi teknologi baru dan kemitraan strategis. Teknologi baru akan mendukung perluasan jaringan infrastruktur dan pemerataan akses telekomunikasi. "Ke depannya, Mitratel berkomitmen untuk tetap menjadi yang terbaik dan tumbuh berkelanjutan dalam mendukung pemerataan dan kedaulatan digital di Indonesia," tutup Teddy.

Dari sudut pandang neraca keuangan per 30 Juni 2024, MTEL berhasil mencatatkan aset sebesar Rp57,61 triliun, liabilitas 24,27 triliun, dan ekuitas Rp33,33 triliun. Angka-angka tersebut menunjukan perusahaan berada di jalur keuangan yang sehat. 

Sementara itu, pada penutupan perdagangan Senin, 29 Juli 2024, kemarin, saham MTEL ditutup melemah 2,24% ke level Rp655 per saham, yang menandakan pelemahan 4,38% secara year-to-date.