Pendapatan Smartfren Naik Jadi Rp4,95 T, Kerugian Mengempis 63 Persen
- Rugi bersih perseroan mengempis signifikan sebanyak 63,02% yoy dari Rp1,22 triliun menjadi hanya Rp451,91 miliar.
Korporasi
JAKARTA – Emiten telekomunikasi, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menyampaikan kinerja keuangan selama semester I-2021. Hasilnya, pendapatan perseroan bertumbuh sekaligus berhasil menekan kerugian secara tahunan.
Mengutip laporan keuangan interimnya, Smartfren berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp4,95 triliun pada paruh pertama tahun ini. Angka tersebut naik sekitar 15,12% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama 2020, sebesar Rp4,30 triliun.
Pendapatan jasa telekomunikasi data masih menjadi kontribusi pendapatan perseroan pada semester pertama tahun ini dengan torehan Rp4,57 triliun atau naik dari realisasi per 30 Juni 2020, senilai Rp3,95 triliun.
- Bikin Bangga! 5 Produk Asli Indonesia Ini Terkenal di Dunia
- Mengintip Seberapa Merdeka 1 Decacorn dan 6 Unicorn Indonesia dari Investor Asing
- Gelar Rights Issue, BRI Agro Berpotensi Raup Dana Segar Rp4,15 Triliun
Pendapatan jasa telekomunikasi non-data justru mengempis secara tahunan menjadi Rp136,44 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, Rp226,53 miliar. Sementara, jasa interkoneksi dan pendapatan lain-lain masing-masing melesat 45,43% yoy dan 147,63% yoy.
Perseroan juga berhasil menekan beban usaha sekira 2,71% yoy menjadi Rp5,03 triliun pada semester I-2021 dari Rp5,17 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Catatan tersebut membuat rugi bersih mengempis signifikan sebanyak 63,02% yoy dari Rp1,22 triliun menjadi hanya Rp451,91 miliar.
Di sisi lain, total liabilitas perseroan naik 10,79% yoy menjadi Rp29,16 triliun dibandingkan dengan semester I-2020 sebanyak Rp26,32 triliun. Pada kesempatan yang sama, jumlah ekuitas masih lebih kecil dengan nilai Rp12,61 triliun atau terungkit 1,94% yoy dari Rp12,37 triliun di semester pertama 2020.
Smartfren tampak mempertahankan arus kasnya dengan peningkatan sebanyak 49,66% secara tahunan menjadi Rp979,46 miliar dari sebelumnya Rp654,46 miliar. Sehingga, jumlah aset perseroan menebal 7,99% yoy menjadi Rp41,77 triliun dari Rp38,68 triliun.