Pendapatan Turun, Laba Bersih AKR Corporindo (AKRA) Malah Naik jadi Rp1,03 Triliun
- PT AKR Corporindo TBK (AKRA) sebagai emiten distributor Bahan Bakar Minyak (BBM) mencatatkan kenaikan laba bersih di semeter I-2023 sebesar Rp1,03 triliun.
Korporasi
JAKARTA - Emiten distributor Bahan Bakar Minyak (BBM), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,03 triliun di semeter I-2023.
Laba ini naik sebanyak 7,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang berada di angka Rp955,46 miliar. Perolehan laba tersebut tetap diperoleh meskipun pendapatan perseroan mengalami penurunan.
Melansir laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia, Kamis, 27 Juli 2023, AKRA membukukan pendapatan senilai Rp19,85 triliun. Pendapatan AKR Corporindo turun 10,1% dari pendapatan di semester I-2022 yakni di angka Rp22,10 triliun.
- Mandiri Utama Finance Kembangkan 152 Kantor Pembiayaan Syariah
- Biden Minta AS Serahkan Bukti Kejahatan Perang Rusia ke ICC
- Buntut Korupsi Jiwasraya, Benteng Vastenburg Solo Disita Kejaksaan
- BEI Gandeng Bursa Hong Kong untuk Perkuat Pasar Modal RI
Adapun jika dilihat dari segmen pendapatan yang turun adalah segmen perdagangan dan distribusi trading and distribution Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kimia dasar senilai Rp18,47 triliun, menurun 12,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp21,11 triliun.
Lalu pendapatan dari segmen pabrikan adhesive pihak ketiga juga menurun menjadi Rp272,18 miliar dari sebelumnya Rp429,06 miliar. Sedangkan segmen yang naik ada dari logistik berhasil naik 18,71% menjadi Rp442,62 miliar dari sebelumnya Rp372,84 miliar.
Pendapatan dari segmen tanah kawasan industri dan lainnya juga naik 687% menjadi Rp520,5 miliar dari sebelumnya hanya Rp 6,11 miliar. Sedangkan pendapatan dari jasa logistik tercatat senilai Rp699,75 miliar, tanah kawasan industri dan lainnya senilai Rp613,33 miliar.
AKR Corporindo melaporkan total ekuitas naik menjadi Rp13,28 triliun. Sedangkan jumlah liabilitas menurun jadi Rp12,14 triliun, terdiri dari liabilitas jangka panjang senilai Rp4,03 triliun dan liabilitas jangka pendek senilai Rp8,11 triliun