Peneliti Menunjukkan Masker Bedah Tidak Melindungi Partikel Aerosol Kecil
Peneliti menunjukkan bahwa masker bedah tidak melindungi partikel aerosol kecil
Gaya Hidup
JAKARTA – Sebuah penelitian dari Cambridge University Hospitals NHS Foundation Trust menyebutkan bahwa kualitas masker wajah yang dipakai petugas kesehatan membuat perbedaan besar pada risiko infeksi virus COVID-19.
Dengan mengenakan masker bermutu tinggi seperti masker FFP3 dapat memberikan perlindungan hingga 100%.
- Modernland Realty Raup Marketing Sales Rp341 Miliar pada Kuartal I-2021
- Waskita Karya Raih Kontrak Pembangunan Jalan Perbatasan RI-Malaysia Rp225 Miliar
- Pengelola Hypermart (MPPA) Berpotensi Meraih Rp670,85 Miliar Lewat Private Placement
Sebaliknya, masih ada peluang yang jauh lebih besar bagi staf kesehatan yang mengenakan masker bedah standar untuk tertular virus, seperti yang dikutip dari BBC.
Dikutip dari situs tersebut, masker bedah meskipun bisa menahan cairan, masker ini relatif tipis dan longgar dan tidak dimaksudkan untuk menyaring aerosol menular, seperti partikel virus kecil yang dapat berlama-lama di udara seperti virus corona.
Studi tersebut menemukan bahwa staf yang merawat pasien Covid di bangsal “merah” menghadapi risiko hingga 47 kali lebih tinggi daripada staf di bangsal “hijau” atau non-Covid.
- Cara Membuang Sampah dari Pasien COVID-19 yang Sedang Isolasi Mandiri
- Netflix Dikabarkan Berencana Perkenalkan Video Game
- Viral di Twitter Akibat Tak Sengaja Makan Babi, Ini Cara Mengetahui Makanan Mengandung Babi Agar Tak Keliru
Untuk solusinya, masker FFP3 sangat cocok dan dirancang khusus untuk menyaring aerosol.
Dr Mike Weekes, dari Cambridge University NHS Hospitals Foundation Trust, yang juga mengerjakan penelitian tersebut, mengatakan penelitian tersebut memberikan beberapa bukti nyata bahwa masker FFP3 sebenarnya efektif dan lebih efektif daripada masker bedah.