Peneliti Sebut Media Sosial Kini Bawa Dampak Positif, Berikut Penjelasannya
- Survei tahun ini dilakukan oleh Morning Consult atas nama APA antara 11 dan 14 Maret dan melibatkan 2.204 responden dewasa. Survei pada tahun 2022 dilakukan pada tanggal 19 dan 20 Januari 2022, melibatkan sampel 2.210 responden dewasa.
Rumah & Keluarga
JAKARTA - Media sosial telah terbukti menjadi alat yang lebih bermanfaat bagi anak-anak pada saat ini dibandingkan dengan situasi dua tahun lalu.
Meskipun terdapat perpecahan pendapat di kalangan orang dewasa Amerika Serikat mengenai pengaruh kesehatan mental dari penggunaan media sosial, penelitian terbaru menunjukkan bahwa semakin banyak orangtua yang menganggap media sosial memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan mental anak-anak mereka, dibandingkan dengan pandangan mereka dua tahun yang lalu.
Temuan ini diungkapkan dalam hasil survei terbaru yang dirilis oleh Asosiasi Psikologi Amerika (APA) hari ini, Rabu, 3 April 2024.
- Pendapatan Bunga Bersih Melonjak Drastis, Laba Bersih MUFG Bank Jakarta Melesat 186 Persen
- Profil PT Timah, Perusahaan yang Diguncang Megakorupsi Rp271 Triliun
- Saham BBNI hingga BBRI Top Losers LQ45 Ketika IHSG Amblas Lagi
Sebagai contoh, pada tahun 2024, 31% dari orangtua menyatakan bahwa mereka percaya media sosial telah memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan mental anak mereka, meningkat dari 24% pada tahun 2022.
Selain itu, 31% dari orangtua saat ini juga meyakini bahwa media sosial telah berdampak positif pada harga diri anak mereka, naik dari 23% pada tahun 2022.
Perubahan ini menunjukkan penurunan jumlah orangtua yang melihat media sosial sebagai pengaruh netral, karena persentase orangtua yang menyatakan media sosial merugikan kesehatan mental anak mereka tetap stabil pada 20% antara tahun 2022 dan 2024.
Survei terbaru juga mencatat perubahan persepsi mengenai dampak media sosial pada masyarakat secara umum, dengan jumlah responden yang lebih sedikit pada tahun 2024 yang menyatakan bahwa media sosial merugikan percakapan politik atau sipil dibandingkan dengan tahun 2022.
Baca Juga: Penelitian: Waktu Sendirian pada Anak Muda Tidak Begitu Berpengaruh pada Tingkat Kesepian
Petros Levounis, M.D., M.A., Presiden APA, menyatakan, “Media sosial adalah teknologi yang merata, dan pemahaman kita tentang dampak negatif yang mungkin dihasilkannya sedang mengalami perubahan. Penggunaan pribadi kita terhadap media sosial serupa dengan interaksi kita dengan teknologi lainnya; kita harus berhati-hati terhadap pengaruhnya terhadap suasana hati, pikiran, dan perasaan kita. Membantu anak-anak dan remaja untuk belajar dan menerapkan kesadaran diri dapat memberikan mereka keterampilan untuk mengelola pengalaman mereka di media sosial.”
- Profil Helena Lim, Crazy Rich Tersangka Korupsi PT Timah
- Saham GOTO hingga BRPT Top Gainers LQ45 Saat IHSG Sesi I Terperosok
- Samudera Indonesia (SMDR) Luncurkan 6 Kapal Baru, Ini Rinciannya
Survei juga menunjukkan bahwa banyak responden menggunakan media sosial untuk mencari dan atau berbagi informasi tentang kesehatan mental. Orang dewasa yang lebih muda terutama cenderung menggunakan media sosial untuk tujuan tersebut.
Sebagai contoh, 77% dari mereka yang berusia 18 hingga 34 tahun telah menggunakan media sosial untuk mencari informasi kesehatan mental, dibandingkan dengan hanya 23% dari orang dewasa yang berusia 65 tahun ke atas.
Saul Levin, M.D., M.P.A., CEO dan Direktur Medis APA, mengatakan, “Tidak mengherankan bahwa terutama generasi muda Amerika tertarik dan aktif dalam percakapan media sosial mengenai kesehatan mental. Namun, kita di bidang kesehatan mental dan medis harus memastikan informasi yang akurat tersedia dan bahwa bantuan profesional tersedia bagi mereka yang membutuhkannya.”
Survei tahun ini dilakukan oleh Morning Consult atas nama APA antara 11 dan 14 Maret dan melibatkan 2.204 responden dewasa. Survei pada tahun 2022 dilakukan pada tanggal 19 dan 20 Januari 2022, melibatkan sampel 2.210 responden dewasa.