Sains

Peneliti Temukan Gunung Berapi dengan Ukuran Dua Kali Lipat Burj Khalifa

  • Tim peneliti  ini sebelumnya juga menemukan gunung bawah laut besar yang menghebohkan, kali ini berhasil menemukan struktur lebih besar, dengan ukuran sekitar dua kali lipat Burj Khalifa, penemuan ini menambahkan keajaiban baru dalam katalog penemuan bawah laut.
Sains
Muhammad Imam Hatami

Muhammad Imam Hatami

Author

JAKARTA - Tim peneliti bawah laut berhasil menemukan gunung api bawah laut terbesar yang pernah diketahui di lepas pantai Peru dan Chili. Hasil eksplorasi ini menciptakan gebrakan baru dalam pemahaman kita tentang struktur dasar laut dan keberagaman hayati yang tersembunyi di dalamnya.

Penelitian ini dilakukan oleh sekelompok ilmuwan menggunakan kapal penelitian Falkor, yang dimiliki oleh Schmidt Ocean Institute. Tim peneliti  ini sebelumnya juga menemukan gunung bawah laut besar yang menghebohkan, kali ini berhasil menemukan struktur lebih besar, dengan ukuran sekitar dua kali lipat Burj Khalifa, penemuan ini menambahkan keajaiban baru dalam katalog penemuan bawah laut. 

Burj Khalifa  atau Menara Khalifa adalah sebuah pencakar langit di Dubai, Uni Emirat Arab. Ketinggian pencakar langit ini adalah 828 meter  dan menjadi bangunan tertinggi di dunia yang pernah dibuat oleh manusia. 

Meskipun penemuan ini menarik perhatian, gelar gunung bawah laut terbesar secara teknis masih dipegang oleh gunung Mauna Kea, gunung berapi aktif di Hawaii. Mauna Kea memiliki ketinggian sekitar 13.796 kaki (4.205 m) di atas permukaan laut dan meluas hingga dasar laut dengan ketinggian sebenarnya mencapai sekitar 33.500 kaki (10.211 m), menjadikannya gunung bawah laut terbesar yang pernah tercatat.

Eksplorasi ini merupakan bagian dari proyek ambisius bernama Seabed 2030, eksplorasi seabed bertujuan memetakan keseluruhan dasar laut dunia pada akhir dekade ini. Proyek ini diharapkan dapat membuka tabir misteri bawah laut dan mengungkap puncak-puncak tersembunyi lainnya.

Gunung bawah laut dijuluki sebagai "hotspot biologi" oleh para peneliti kelautan. Struktur gunung memberikan substrat keras bagi makhluk laut yang tidak bergerak seperti karang dan spons untuk menetap. 

Gunung bawah laut juga dapat menarik nutrisi dan sumberdaya yang berada di laut dalam ke permukaan, menciptakan lingkungan ideal bagi makhluk-makhluk laut yang lebih besar, termasuk krustasea, ikan, cephalopoda, dan hiu.

"Menemukan lokasi gunung bawah laut hampir selalu membawa kita ke titik-titik keanekaragaman hayati yang belum banyak dipelajari. Setiap kali kami menemukan komunitas dasar laut yang ramai ini, kami membuat penemuan baru yang luar biasa dan meningkatkan pengetahuan kami tentang kehidupan di Bumi." ungkap direktur eksekutif Schmidt Ocean Institute, Jyotika Virmani,  dilansir livescience.com, Kamis, 22 Februari 2024.

Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), diperkirakan ada sekitar 100.000 gunung bawah laut yang tersebar di seluruh lautan dunia, namun hanya sebagian kecil yang telah terpetakan. Lebih dari separuh dari perkiraan puncak gunung bawah laut tersebut diperkirakan berada di Samudera Pasifik.

Dengan setiap langkah eksplorasi baru, manusia semakin dekat dengan memahami keindahan dan keunikan ekosistem bawah laut. Proyek Seabed 2030 menjadi tonggak penting dalam upaya manusia untuk menyelidiki dan menghargai keanekaragaman hayati yang tersembunyi di dasar laut dunia yang masih penuh misteri.