<p>Pemilik toko yang juga Anggota APVI, Rhomedal (kanan) memasang stiker himbauan di toko Vapepackers, Jakarta, Rabu, 9 September 2020. Kegiatan ini merupakan sosialisasi mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba pada produk tembakau alternatif atau rokok elektrik melalui gerakan sosial bertajuk “Gerakan Pencegahan Penyalahgunaan Rokok Elektrik (GEPPREK)” yang juga telah dilakukan di Denpasar, Bali, dan Bandung, Jawa Barat. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional & Dunia

Peneliti Unair: Produk Tembakau Alternatif Bisa Kurangi Risiko Kesehatan

  • JAKARTA – Tinjauan literatur oleh Universitas Airlangga (Unair) menunjukkan konsep pengurangan bahaya pada produk tembakau alternatif bisa mengurangi risiko gangguan kesehatan. Ahli Toksikologi Unair, Shoim Hidayat mengungkapkan produk tembakau yang dipanaskan minim kandungan berbahaya karena tidak ada proses pembakaran dalam penggunaannya. Di mana batang tembakau dipanaskan pada suhu yang rendah. Berbeda dengan rokok konvenasional, pembakaran […]

Nasional & Dunia
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Tinjauan literatur oleh Universitas Airlangga (Unair) menunjukkan konsep pengurangan bahaya pada produk tembakau alternatif bisa mengurangi risiko gangguan kesehatan.

Ahli Toksikologi Unair, Shoim Hidayat mengungkapkan produk tembakau yang dipanaskan minim kandungan berbahaya karena tidak ada proses pembakaran dalam penggunaannya. Di mana batang tembakau dipanaskan pada suhu yang rendah.

Berbeda dengan rokok konvenasional, pembakaran pada rokok bisa mencapai suhu 900 derajat Celcius ketika produk tersebut dihisap.

“Produk tembakau yang dipanaskan menghasilkan aerosol bukan asap, sehingga berbeda dengan rokok,” kata Shoim dalam diskusi secara virtual, Jumat, 4 November 2020.

Aerosol, lanjut Shoim, dihasilkan dari pemanasan, bukan pembakaran. Dengan demikian, aerosol yang dikeluarkan berbeda.

Di mana untuk yang dibakar menghasilkan smoke aerosol, sedangkan yang dipanaskan menghasilkan non-smoke aerosol yang partikel penyusunnya lebih dari 90% adalah partikel cair.

Tanpa proses pembakaran, kandungan senyawa toksik pada produk tembakau alternatif jauh lebih rendah dibandingkan dengan rokok. Risiko pada pengguna pun menjadi lebih rendah. Sementara lebih dari 80% komposisi asap rokok tersusun oleh partikel padat.

Shoim mengatakan asap rokok tersusun oleh senyawa kimia sangat kompleks yang jumlahnya mencapai 3.996 senyawa. Senyawa-senyawa tersebut berasal dari tembakau itu sendiri, kertas pembungkus, bahan tambahan, dan udara yang masuk ketika rokok dihisap.

Meski senyawa kimia dalam asap rokok sangat kompleks, secara umum dapat dipilah menjadi nikotin, tar, dan gas-gas bakar. Senyawa-senyawa toksik terutama zat penyebab penyakit tidak menular akibat merokok ada di dalam tar.

Tar sendiri diketahui merupakan pemicu berbagai penyakit tidak menular seperti kanker. Dengan sejumlah bahaya rokok, Shoim menegaskan bahwa solusi terbaik untuk kesehatan adalah dengan berhenti merokok.

Peran Produk Tembakau Alternatif

Akan tetapi, produk tembakau alternatif yang lebih tidak berisiko tetaplah penting. Terutama bagi perokok masih kesulitan untuk berhenti merokok.

“Oleh karena itu produk ini dapat dipertimbangkan sebagai pilihan oleh para perokok dewasa yang mengalami kesulitan berhenti merokok sebagai alternatif yang lebih baik dibanding terus merokok,” tambahnya.

Sayangnya, belum banyak penelitian terkait produk tembakau alternatif di Indonesia. Untuk itu, Shoim mendorong pemerintah untuk melakukan kajian ilmiah berbasis lokal yang komprehensif. Tujuannya  untuk mendapatkan fakta absolut tentang produk tembakau alternatif.

Mempertimbangkan fakta-fakta ilmiah tersebut, Shoim berpendapat pemerintah harus bersikap objektif dalam membentuk kebijakan produk tembakau alternatif yang berbeda dari rokok.

Termasuk peringatan kesehatan yang dibedakan dengan rokok yang dibakar. Tujuannya agar konsumen perokok dewasa termotivasi untuk beralih ke produk minim risiko kesehatan ini.