WHO Pantau Varian Virus COVID-19 Baru Bernama Mu
Tekno

Penelitian Baru, Ilmuwan Sebut Virus Purba Jadi Kunci Pengobatan Kanker Paru-Paru

  • Sebuah studi menamukan bahwa sisa-sisa virus purba yang tertinggal dalam DNA manusia dapat membantu orang melawan kanker paru-paru.

Tekno

Rizky C. Septania

LONDON- Sebuah studi menemukan bahwa sisa-sisa virus purba yang tertinggal dalam DNA manusia dapat membantu orang melawan kanker paru-paru.

Ilmuwan dari Institut Francis Crick yang didanai oleh Cancer Research UK menemukan bahwa virus purba yang kemudian disebut retrovirus endogen, tidak aktif pada kebanyakan orang tetapi dapat dibangunkan di jaringan kanker. 

Saat para ilmuwan mempelajari jaringan kanker paru-paru pada tikus dan jaringan manusia, mereka menemukan bahwa ketika sel-sel ini diaktifkan, jaringan paru-paru ini dapat memperoleh respons kekebalan dari sel B, yaitu sel darah putih yang menciptakan antibodi penghilang penyakit. 

Jadi, ketika 'retrovirus' endogen kuno terbangun di area kanker, tubuh kita menciptakan respons biologis untuk melawan kanker. 

"Sistem kekebalan ditipu untuk percaya bahwa sel tumor terinfeksi, dan mencoba untuk menghilangkan virus, jadi ini semacam sistem alarm," kata Profesor George Kassiotis, Kepala Laboratorium Imunologi Retroviral di Crick sebagaimana dikutip TrenAsia.com dari Insider Senin, 17 April 2023.

Penemuan ini menempatkan para ilmuwan lebih dekat untuk menciptakan pengobatan yang lebih efektif untuk kanker paru-paru.

“Dengan penelitian lebih lanjut, kami dapat mengembangkan vaksin pengobatan kanker yang terdiri dari gen ERV aktif untuk meningkatkan produksi antibodi di lokasi kanker pasien dan semoga meningkatkan hasil pengobatan imunoterapi,” kata Kassiotis dalam sebuah pernyataan.

Kassiotis menambahkan, ERV telah bersembunyi sebagai jejak virus dalam genom manusia selama ribuan atau jutaan tahun. Jadi sangat menarik untuk berpikir bahwa penyakit nenek moyang kita mungkin menjadi kunci untuk mengobati penyakit saat ini.

Julian Downward, Associate Research Director dan kepala Oncogene Biology Laboratory di Francis Crick Institute mengatakan bahwa Pekerjaan ini membuka sejumlah peluang baru untuk meningkatkan respons pasien terhadap imunoterapi, yakni sebuah langkah penting dalam membantu lebih banyak orang selamat dari kanker paru-paru.