Tren Tiktok "Silent Walking" Bisa Menjadi Pereda Stres yang Efektif
Sains

Penelitian: Jalan-jalan di Alam Bisa Meningkatkan Fokus dan Perhatian

  • Hasil penelitian ini sekaligus membantu membuktikan apa yang ditulis oleh penulis Amerika, John Muir dan Henry David Thoreau, lebih dari 150 tahun yang lalu yang mengatakan bahwa Waktu yang dihabiskan di alam baik untuk hati dan jiwa.
Sains
Rumpi Rahayu

Rumpi Rahayu

Author

JAKARTA - Jalan-jalan di alam bisa meningkatkan fokus dan perhatian. Hal ini sebagaimana dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan para peneliti psikologi University of Utah. 

Hasil penelitian ini sekaligus membantu membuktikan apa yang ditulis oleh penulis Amerika, John Muir dan Henry David Thoreau, lebih dari 150 tahun yang lalu yang mengatakan bahwa Waktu yang dihabiskan di alam baik untuk hati dan jiwa.

Penelitian ini yang dilakukan di Red Butte Garden University dengan menggunakan elektroensefalografi (EEG). Alat ini berfungsi untuk mengukur kapasitas perhatian peserta dengan merekam aktivitas listrik di otak.

Studi dilakukan pada tahun 2022 antara April dan Oktober dan menganalisis data EEG yang direkam pada masing-masing dari 92 peserta tepat sebelum dan setelah mereka melakukan jalan-jalan selama 40 menit. Separuhnya berjalan melalui Red Butte, arboretum di perbukitan di sebelah timur universitas, dan separuhnya melalui kampus medis yang dekat dengan jalanan beraspal.

"Kami memulai dengan membuat peserta melakukan tugas kognitif yang sangat melelahkan di mana mereka menghitung mundur dari 1.000 dengan tujuh, yang sangat sulit," kata McDonnell. "Tidak peduli seberapa baik Anda dalam matematika mental, itu menjadi sangat melelahkan setelah 10 menit. Dan kemudian segera setelah itu, kami memberi mereka tugas perhatian."

"Berjalan di alam meningkatkan beberapa proses kontrol eksekutif di otak di atas manfaat yang terkait dengan olahraga," tulis peneliti Amy McDonnell dan David Strayer.

Penelitian ini sekaligus berkontribusi pada literatur ilmiah yang berkembang tentang bagaimana alam berkontribusi pada kesehatan fisik dan mental seseorang. 

Untuk diketahui, Universitas Utah baru-baru ini mendirikan kelompok penelitian baru, Nature and Human Health Utah, yang mengeksplorasi isu-isu ini dan mengusulkan solusi untuk mengatasi divisi manusia dengan alam.

Banyak peneliti menduga kebutuhan primitif terhadap alam tertanam dalam DNA manusia, dan akses yang berkurang ke alam dapat mengancam kesehatan kita.

"Ada ide yang disebut biophilia yang pada dasarnya mengatakan bahwa evolusi kita selama ratusan ribu tahun telah membuat kita memiliki lebih banyak koneksi atau cinta terhadap makhluk hidup alami," kata Strayer.

"Dan lingkungan perkotaan modern kita telah menjadi hutan perkotaan yang padat dengan ponsel dan mobil dan komputer dan lalu lintas, bertolak belakang dengan lingkungan pemulihan semacam itu." lanjutnya.