Penelitian: Multitasking Mengurangi Efisiensi dan Meningkatkan Risiko Keselamatan
- Waktu yang hilang inilah yang disebut biaya transisi atau biaya waktu.
Gaya Hidup
JAKARTA - Melakukan lebih dari satu tugas secara bersamaan terutama pada tugas yang kompeks dan membutuhkan daya fokus Anda akan berdampak buruk terhadap produktivitas.
Seperti dilansir Tren Asia pada laman website resmi Asosiasi Psikolog Amerika pada Senin, 22 Mei 2023, psikolog mempelajari apa yang terjadi pada kognisi (proses mental) seseorang ketika ia mencoba melakukan lebih dari satu tugas.
Hasilnya, pikiran dan otak manusia tidak dirancang untuk melakukan multitasking terutama pada tugas yang berat. Psikolog cenderung menganalogikan tugas-tugas seperti kontrol lalu lintas udara. Jika dilakukan bersama-sama dalam satu waktu dapat mengakibatkan resiko dan bencana.
Penelitian tentang multitasking pernah dilakukan oleh Joshua Rubinstein, PhD dan rekan-rekannya. Penelitian ini terdiri dari empat percobaan dengan peserta orang dewasa muda. Mereka diminta untuk melakukan multitasking pada tugas-tugas yang berbeda seperti memecahkan masalah matematika atau mengklasifikasikan objek geometris.
Hasilnya, pada semua tugas, para peserta kehilangan waktu ketika harus berpindah dari satu tugas ke tugas yang lain. Saat tugas menjadi lebih kompleks dan rumit, mereka semakin kehilangan waktu.
- Ternyata Ini Alasan Google Akan Hapus Akun Gmail dan Photos Pengguna
- Atasi Penipuan, OpenAI Rilis Aplikasi ChatGPT untuk Pengguna iPhone
- Erick Thohir Pastikan BUMN Dapat Mempercepat Penetrasi Kendaraan Listrik di Indonesia
- Instagram Dilaporkan Luncurkan Platform Media Sosial Berbasis Teks, Jadi Saingan Twitter?
- 3 Tips Simple Mengatur Waktu ala Maudy Ayunda
Waktu yang hilang inilah yang disebut biaya transisi atau biaya waktu. Biaya waktu juga lebih besar ketika para peserta beralih pada tugas-tugas yang reatif asing untuk mereka. Mereka menjadi lebih cepat ketika beralih ke tugas yang telah mereka pahami dengan baik.
Meskipun biaya transisi ini mungkin relatif kecil yang kadang-kadang hanya beberapa detik per peralihan, namun biaya ini dapat bertambah hingga jumlah yang besar ketika diakumulasikan akibat dari seseorang yang terus menerus melakukannya.
Memahami biaya transisi yang muncul akibat multitasking ini dapat membantu seseorang untuk memilih strategi yang dapat meningkatkan efesiensi mereka terutama untuk menghindari perilaku multitasking pada pekerjaan-pekerjaan yang kompleks.
Biaya transisi juga dapat berakibat fatal. Contohnya ketika seseorang mengemudi sambil bermain ponsel. Multitasking saat mengemudi dapat membuat waktu tempuh lebih lama selain itu yang paling buruk, bisa mengakibatkan kecelakaan.