Penelitian: Plasenta Memiliki Peran Krusial dalam Pertumbuhan Otak dan Kognisi Anak
- Penelitian ini menemukan bahwa plasenta yang sehat, terutama pada trimester ketiga, memiliki dampak signifikan pada pertumbuhan korteks dan korteks prefrontal, bagian otak yang krusial untuk pembelajaran dan ingatan anak.
Sains
JAKARTA - Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa tingkat oksigen dalam plasenta, yang terbentuk selama tiga bulan terakhir perkembangan janin, dapat memprediksi pertumbuhan kortikal (lapisan terluar otak atau korteks serebral) dan mungkin juga memprediksi kognisi dan perilaku anak.
Emma Duerden, peneliti asal Kanada dengan fokus Bidang Neurosains & Gangguan Pembelajaran di Western University, ilmuwan di Lawson Health Research Institute, dan penulis senior studi ini, mengatakan, "Banyak faktor yang bisa mengganggu perkembangan otak janin, dan penelitian ini menunjukkan bahwa plasenta memainkan peran penting sebagai penghubung antara kesehatan ibu dan kesehatan otak janin."
Hubungan antara kesehatan plasenta dan kognisi anak sebelumnya telah ditunjukkan melalui penelitian dengan ultrasonografi (USG), tetapi untuk penelitian ini, para peneliti menggunakan magnetic resonance imaging (MRI), teknologi pencitraan yang lebih baik dan menyeluruh.
Pendekatan baru dalam memvisualisasikan pertumbuhan plasenta ini memungkinkan peneliti untuk mempelajari gangguan neurodevelopmental sejak dini, yang dapat membawa pada pengembangan terapi dan perawatan.
- Bumble Pangkas 350 Karyawan, Pendapatan Kuartal Pertama yang Lemah?
- Memahami Istilah: Apa Itu Masa Reses?
- Hadirkan Fasilitas Eksklusif di Barat Jakarta, Kota Podomoro Tenjo Kembali Resmikan Club House
Nichols, penulis utama studi ini, menjelaskan, "Walaupun USG memberikan gambaran tentang fungsi plasenta, teknik ini kurang akurat dan dapat memiliki kesalahan, oleh karena itu, MRI memberikan gambaran yang lebih spesifik dan akurat."
Nichols menambahkan, "Meskipun MRI tidak digunakan untuk mendiagnosis pembatasan pertumbuhan plasenta, yang lebih baik dilakukan dengan USG, namun MRI memberikan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme plasenta dan bagaimana fungsi plasenta mempengaruhi otak janin."
Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa plasenta, organ yang tumbuh dalam rahim selama kehamilan, berperan sebagai saluran utama penyedia oksigen dan nutrisi untuk janin serta berfungsi sebagai organ endokrin yang vital selama kehamilan.
Nichols menjelaskan, "Semua yang dibutuhkan janin untuk tumbuh dan berkembang sebagian besar diteruskan melalui plasenta. Jika ada masalah dengan plasenta, janin mungkin tidak mendapatkan cukup nutrisi atau oksigen yang diperlukan untuk tumbuh dengan baik."
Kondisi seperti kurangnya nutrisi, merokok, penggunaan kokain, hipertensi kronis, anemia, dan diabetes dapat menyebabkan pembatasan pertumbuhan janin dan berdampak pada perkembangan plasenta. Pembatasan pertumbuhan janin cukup umum dan terjadi pada sekitar enam persen dari semua kehamilan, mempengaruhi sekitar 30 juta kehamilan setiap tahunnya secara global.
Duerden menyatakan, "Masalah dalam perkembangan plasenta dapat membawa dampak pada otak janin, menyebabkan kurangnya oksigen dan nutrisi yang dapat mempengaruhi kognisi dan perilaku anak setelah lahir."
Penelitian ini menemukan bahwa plasenta yang sehat, terutama pada trimester ketiga, memiliki dampak signifikan pada pertumbuhan korteks dan korteks prefrontal, bagian otak yang krusial untuk pembelajaran dan ingatan anak.
Duerden mengingatkan, "Plasenta yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko anak mengalami kesulitan belajar atau bahkan mengalami gangguan neurodevelopmental yang serius."
Nichols menekankan, "Sekarang kami memiliki pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara plasenta dan korteks. Dengan pengetahuan dasar ini, kami dapat mengidentifikasi tingkat kesehatan yang mengarah pada pertumbuhan korteks otak."
Duerden menambahkan, "Wilayah otak lainnya sepertinya tidak terpengaruh oleh pertumbuhan plasenta, setidaknya pada sampel yang sehat dari studi kami."
Duerden, Nichols, dan tim peneliti melakukan dua kali pemindaian terhadap wanita hamil selama trimester ketiga di Western’s Translational Imaging Research Facility.
"Dalam dunia ini, dataset yang kami miliki adalah salah satu yang terkaya karena kami memiliki dua pemindaian yang dikumpulkan selama trimester ketiga kehamilan. Tidak banyak kelompok penelitian yang melakukan MRI janin, dan Western mungkin menjadi salah satu tempat terbaik untuk melakukan penelitian ini karena kami memiliki keahlian dan fasilitas yang diperlukan," pungkas Duerden.