Dating Apps
Sains

Penelitian Sebut Orang-orang yang Gunakan Aplikasi Kencan Tampak Lebih Putus Asa

  • Studi-studi melaporkan bahwa orang melihat pengguna layanan kencan online sebagai individu yang tidak menarik, putus asa, atau devian yang tidak mampu menemukan pasangan melalui cara yang lebih tradisional. Studi lain menyarankan bahwa mereka dianggap sebagai oportunis yang tidak jujur untuk mendapatkan kencan, atau dianggap mencari hubungan singkat.

Sains

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Sebuah penelitian di Kanada menemukan bahwa umumnya orang melihat negatif terhadap mereka yang menggunakan kencan online dibandingkan dengan yang memilih kencan offline. 

Namun, pandangan ini berubah di kalangan mereka yang sudah mencoba kencan online. Mereka lebih cenderung melihat positif pengguna layanan kencan online dibandingkan dengan mereka yang belum pernah mencoba kencan online. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Personal Relationships.

Studi-studi melaporkan bahwa orang melihat pengguna layanan kencan online sebagai individu yang tidak menarik, putus asa, atau devian yang tidak mampu menemukan pasangan melalui cara yang lebih tradisional. Studi lain menyarankan bahwa mereka dianggap sebagai oportunis yang tidak jujur untuk mendapatkan kencan, atau dianggap mencari hubungan singkat.

Peneliti dalam studi ini, Trenton C. Johanis dan rekan-rekannya ingin menguji bagaimana individu yang menggunakan metode kencan online dan offline/tradisional untuk menemukan pasangan akan dipandang oleh individu yang telah, atau belum, menggunakan internet untuk mencari pasangan. 

Penelitian ini melibatkan 214 pekerja MTurk, termasuk 103 perempuan, dengan rata-rata usia 35 tahun, dengan rentang usia dari 19 hingga 66 tahun. Peserta menyelesaikan survei yang menilai kesan mereka tentang "pengguna rata-rata" dari delapan metode kencan yang berbeda.

Tiga dari metode ini bersifat online diantaranya situs web/aplikasi kencan online yang menggunakan pencocokan berbasis algoritma (misalnya, eHarmony), aplikasi/situs web kencan online yang secara eksklusif menggunakan penelusuran profil (misalnya, Tinder), dan pertemuan melalui media sosial (misalnya, Facebook). 

Lima metode bersifat offline diantaranya pertemuan dengan cara pergi keluar (misalnya, bar, klub), pertemuan melalui pekerjaan utama (pekerjaan, rekan kerja), pertemuan melalui keberuntungan/kebetulan/kejadian tak terduga, pertemuan melalui teman atau keluarga, dan pertemuan melalui kelompok yang mereka ikuti (misalnya, agama, hobi, dll.).

Untuk setiap jenis kencan, peserta menilai kesan mereka tentang "pengguna rata-rata" pada 11 atribut yang berbeda mulai dari positif (menarik, pintar, menyenangkan, romantis, keren) hingga negatif (aneh, meragukan, memalukan, putus asa). Mereka juga melaporkan metode kencan apa yang telah mereka gunakan secara pribadi.

Hasilnya menunjukkan bahwa penilaian terhadap atribut ini terkelompok menjadi dua kelompok yaitu persepsi positif (semua atribut positif) dan persepsi negatif (semua atribut negatif). 

Individu yang memberikan satu properti negatif pada "pengguna rata-rata" cenderung memberikan properti negatif lainnya pada individu tersebut juga. Hal yang sama terjadi dengan atribut positif.

Peserta yang telah menggunakan metode kencan online melaporkan persepsi yang lebih positif terhadap para pengencan secara keseluruhan dibandingkan dengan peserta yang tidak menggunakan metode online. Individu-individu ini juga melihat orang-orang yang mencari pasangan melalui pekerjaan, kelompok, atau keluarga dan teman lebih negatif dibandingkan dengan individu yang tidak menggunakan metode kencan online.