Ilustrasi form pajak
Makroekonomi

Penerimaan Pajak Januari 2024 Tembus Rp149,52 Triliun

  • Penerimaan terbesar berasal dari PPh non migas yang mencatatkan realisasi sebesar Rp83,69 triliun atau 56,15% dari total penerimaan

Makroekonomi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan realisasi penerimaan pajak Januari 2024 mencapai Rp149,52 triliun. Angka ini tumbuh 7,7 persen dari target APBN 2024.

Lebih lanjut bendahara negara ini menegaskan, penerimaan terbesar berasal dari PPh non migas yang mencatatkan realisasi sebesar Rp83,69 triliun atau 56,15% dari total penerimaan.

"Penerimaan pajak kita 149,52 triliun selama Januari 2024, " kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA Kamis, 22 Februari 2024.

Bendahara RI ini merinci, sementara PPN dan PPnBM telah mencapai Rp57,76 triliun atau tumbuh 7,12% dari target. Untuk PPh migas mencapai Rp6,99 triliun atau 9,15% (target). PBB dan pajak lainnya masih kecil diangka Rp0,81 triliun atau 2,14% dari terget.

Kemudian, Kemenkeu mencatat penerimaan cukai Rp17,9 triliun atau 7,3% dari total target APBN pada Januari 2024. Ini sejalana dengan pola realisasi tahun sebelumnya dan penerimaan cukai.

Menurut Sri Mulyani, kontribusi penerimaan cukai berasal dari tembakau dan ini dipengaruhi pola pelunasan cukai yang maju ke Desember. Adapun, cukai minuman metil ethanol dan alkohol mencapai Rp500 miliar. Terakhir, penerimaan yang lain adalah penerimaan negara bukan pajak (PNBP). PNBP, pada awal tahun ini, mencapai Rp43,3 triliun sekitar 8,8% dari target.

Sri Mulyani pede meskipun di tengah gejolak perekonomian global yang sangat dinamis dan termoderasi harga komoditas. Pencapaian penerimaan perpajakan yang cukup kuat ini terutama ditopang oleh pemulihan ekonomi yang semakin kuat dan efektivitas reformasi perpajakan.

Sebelumnya,  realisasi pendapatan negara mencapai Rp184,2 triliun. APBN Januari 2024 mengalami surplus Rp31,3 triliun atau 0,14 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Di mana keseimbangan primer tembus Rp61,4 triliun.

Penerimaan kepabeanan dan cukai tercatat masih melanjutkan pola tahun lalu. Bea masuk mencapai Rp3,9 triliun pada Januari 2024 atau 6,7% dari target APBN. Sementara itu, bea keluar mencapai Rp1,2 triliun atau 6,6% dari target APBN.