Penerimaan Pajak Tembus Rp1.869,2 Triliun Sepanjang 2023
- Sri Mulyani pede meskipun ditengah gejolak perekonomian global yang sangat dinamis dan termoderasi harga komoditas.
Makroekonomi
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan realisasi penerimaan pajak sepanjang tahun 2023 mencapai Rp1.869,2 triliun. Angka ini tumbuh 8,9 persen dibandingkan tahun lalu (yoy).
Lebih lanjut bendahara negara ini menegaskan penerimaan pajak tersebut juga mencapai 108,8% dari target APBN 2023 dan 102,8% dari target dalam PP 75 tahun 2023.
"Penerimaan pajak kita sampai akhir tahun mencapai Rp1.869,2 triliun, " kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA dilansir Rabu, 3 Januari 2024.
- Emiten Jalan Tol Jusuf Hamka (CMNP) Amankan Kredit Senilai Rp600 Miliar
- LRT Jabodebek Beri Diskon dan Tambah Jadwal hingga 240 Trip
- Harga Minyak Dunia Turun di Awal Perdagangan 2024
- Pendapatan Tembus Rp2.77 Triliun, Ini Realisasi APBN Sepanjang 2023
Bendahara RI ini merinci, untuk Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas tembus Rp993 triliun atau tumbuh 7,9% (yoy). Sementara PPN dan PPnBM telah mencapai Rp764,3 triliun atau tumbuh 11,2% (yoy).
Namun sayangnya, untuk PPh migas mencapai Rp68,8 triliun atau turun 11,6% (yoy). Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan harga komoditas. Sedangkan PBB dan pajak lainnya Rp43,1 triliun atau tumbuh 39,2% (yoy).
Adapun, dari total realisasi pendapatan negara mencapai Rp2.774,3 triliun. Dari realisasi pendapatan negara tersebut, realisasi penerimaan perpajakan mencapai Rp2.155,4 triliun melampaui target APBN 2023.
Sri Mulyani pede meskipun ditengah gejolak perekonomian global yang sangat dinamis dan termoderasi harga komoditas. Pencapaian penerimaan perpajakan yang cukup kuat ini terutama ditopang oleh pemulihan ekonomi yang semakin kuat dan efektivitas reformasi perpajakan.
Kemenkeu mencatat, meski perpajakan bertumbuh namun realisasi Defisit anggaran tahun 2023 sebesar Rp347,6 triliun atau 1,65% terhadap PDB.