Industri

Pengalihan Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina Sudah 80 Persen

  • JAKARTA – Perkembangan proyek alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) kepada PT Pertamina (Persero) telah mencapai 80%. Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jaffe Suardin menjelaskan proses tersebut menyangkut migrasi data teknis dan operasional. Sementara itu, progres chemical enhanced oil recovery disebutkan […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Perkembangan proyek alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) kepada PT Pertamina (Persero) telah mencapai 80%.

Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jaffe Suardin menjelaskan proses tersebut menyangkut migrasi data teknis dan operasional.

Sementara itu, progres chemical enhanced oil recovery disebutkan sudah rampung 50%. Dalam hal ini, kerja sama CPI dengan Pertamina meliputi percepatan data transfer, model conversion, resolve issue surfactant, dan reinstatement SFT-2 facility.

“Lalu untuk manajemen kontrak, prosesnya mencapai 60%, di mana 236 dari total 393 kontrak eksisting telah selesai dimirroring,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Senin, 15 Maret 2021.

Jaffe bilang, kedua perusahaan tersebut sudah menyepakati untuk mentransfer karyawan atau tenaga kerja dalam proyek ini.

Diketahui, pemboran Blok Rokan ini dilakukan kali pertama pada awal 2021 dengan biaya investasi mencapai US$500 juta atau setara Rp7 triliun (asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS).

Proyek yang dikerjakan hingga 2026 ini terdiri dari program eksplorasi sebesar US$142,3 juta dan program eksploitasi (EOR) sebesar US$357,7 juta. Sejauh ini, pengadaan rig dan material 115 sumur sudah selesai, sedangkan 77 sumur lainnya baru 10%.

Sebagai informasi, Blok Rokan diklaim sebagai blok minyak terbesar di Indonesia, dengan luas mencapai 6.220 km2 dan terletak di lima kabupaten di Riau, yaitu Bengkalis, Siak, Kampar, Rokan Hulu, dan Rokan Hilir.

Blok ini memiliki 96 lapangan, tiga di antaranya disebut memiliki potensi minyak yang sangat baik, yakni dari Duri, Minas dan Bekasap.

Pada mulanya, potensi lapangan Duri ditemukan pada 1941 dan produksi perdana dilakukan sepuluh tahun sesudahnya atau 1951. Perusahaan pengelola saat itu, yakni Caltex, lantas berlanjut di bawah nama CPI hingga saat ini.

Adapun perjanjian kerja sama atau Head of Agreement (HoA) transisi Wilayah Kerja Rokan ditandatangani oleh SKK Migas dengan CPI pada 28 September 2020. Perjanjian ini memungkinkan CPI untuk melakukan kegiatan pengeboran di Blok Rokan sebelum berakhirnya masa kontrak.