Pengamat BUMN Sebut Arif Suhartono Layak Pimpin Pelindo, Apa Alasannya?
- Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai bahwa Arif Suhartono layak menjadi Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Baru.
Industri
JAKARTA -- Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai bahwa Arif Suhartono layak menjadi Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Baru.
Sebagai Direktur Utama Pelindo II yang menjadi surviving entity, Arif dianggap mampu melakukan konsolidasi internal Pelindo menuju ekosistem pelabuhan kelas dunia.
"Saya kira wajar (Arif Suhartono menjadi Dirut Pelindo) karena Pelindo II sebagai surviving entity maka Dirutnya ditunjuk sebagai CEO perusahaan baru hasil merger ini," katanya saat dihubungi TrenAsia.com, Senin, 4 Oktober 2021.
- Jadi 'Anak Baru' di e-Commerce, Ula Sudah Dapat Suntikan Rp429,45 Miliar Salah Satunya dari Jeff Bezos!
- Harga Minyak Jatuh Jelang Pertemuan Kebijakan Pasokan OPEC+
- Pasar Modal RI Makin Aktif, Rata-Rata Nilai Transaksi Bursa Melonjak Hampir 50 Persen
Toto menegaskan bahwa sebagai Holding BUMN Pelabuhan, Pelindo Baru membutuhkan sosok pemimpin yang bisa menyelaraskan berbagai kepentingan dan mengendalikan isu yang muncul pasca merger tersebut.
Dia memandang bahwa kepemimpinan di BUMN Pelabuhan hasil merger ini sangat menentukan arah dan strategi bisnis di masa mendatang.
"Maka profil CEO idealnya memiliki visonary leadership (kepemimpinan visioner) dan kompetensi change management (manajemen perubahan) yang kuat, sehingga proses transformasi sebagai perusahaan baru yang kuat bisa terlaksana," papar Toto.
Arif Suhartono diangkat menjadi Ketua Organizing Committee (OC) Integrasi Pelindo dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pelindo yang digelar Jumat lalu. Arif sebelumnya menjabat sebagai Dirut Pelindo II.
Dalam RUPS tersebut juga diangkat jajaran Direksi dan Komisaris Pelindo Baru. Untuk jajaran Direksi, semuanya berasal dari Direksi Pelindo II yang merupakan surviving entity.
Profil Arif Suhartono
Arif Suhartono dikenal telah melalangbuana dalam bisnis kepelabuhan Indonesia. Bahkan hampir seluruh karir pria 50 tahun ini dihabiskan untuk bisnis angkutan laut BUMN.
Namanya kemudian masuk ke puncak karir dan menjadi direksi Pelindo sejak Menteri BUMN Erick mempercayakan jabatan Direktur Komersial Pelindo II pada 2019-2020.
Baru satu tahun berjalan, dia ditunjuk menjadi Direktur Utama Pelindo II atau Indonesia Port Corporation (IPC) pada tahun 2020 lalu.
Karirnya makin moncer ketika Erick menujuknya sebagai Dirut Pelindo Baru pada 1 Oktober 2021. Kini dia akan memimpin wilayah kekuasaan yang lebih besar dan tanggung jawab besar pula.
Pria kelahihan Banyumas, 8 Mei 1970 ini memang memulai karirnya di Pelindo. Setamat kuliah dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1994, dia bergabung di Pelindo II. Setelahnya dia berkarir dalam berbagai posisi termasuk di anak usaha.
Sambil berkarya, Arif dipercayakan untuk melanjutkan studi magister di Yokohama National University, Master of Infrastructure Management (2001), dan S2 Nanyang Technological University, Master of Business Administration (2017).
Berbagai posisi penting yang dijabatnya antara lain Direktur Operasi PT Multi Terminal Indonesia (2010-2012), Direktur Komersial PT Multi Terminal Indonesia (2012-2013), Direktur Utama PT Terminal Peti Kemas Indonesia (2013-2014), dan Pejabat PMO Leader Pelindo II (2014).
Dia juga pernah berkarir sebagai Direktur Utama PT Pengerukan Indonesia (2014-2015), Direktur Utama PT Pelabuhan Tanjung Priok (2015-2017), Direktur Utama PT Pengembang Pelabuhan Indonesia (2017-2019). Terakhir, dia menjadi Direktur Utama Pelindo II (2020-2021).
Menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Arif diketahui memiliki kekayaan senilai Rp11,13 miliar, tepatnya Rp11.131.698.211.
Adapun rinciannya, harta tanah dan bangunan Rp7,86 miliar, alat transportasi dan mesin Rp700,8 juta, harta bergerak lainnya 160,56 juta, surat berharga Rp28,25 juta, kas dan setara kas Rp1,10 miliar, serta harta lainnya Rp5,52 miliar.
Arif tercatat memiliki utang senilai Rp4,25 miliar menurut laporan LHKPN per18 Maret 2021.*