<p>Assistant Vice President Kota Podomoro Zaldy Wihardja (kiri) berdiskusi dengan calon pembeli Kota Podomoro Tenjo saat meninjau lokasi Rumah Contoh Kota Podomoro Tenjo yang berada di kawasan Central Park Podomoro City, Jakarta Barat, Senin, 7 Desember 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Pengamat Prediksi PPKM Darurat Tak Ganggu Penjualan Properti

  • Pengamat properti Panangian Simanungkalit mengatakan properti sebagai produk investasi jangka panjang membuatnya tidak begitu terpengaruh kebijakan ini.

Industri
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat akan dimulai pada 3-20 Juli 2021. Meski membatasi kegiatan masyarakat selama lebih dari dua minggu, pengetatan ini dianggap tidak begitu berpengaruh terhadap penjualan pasar properti.

Pengamat properti Panangian Simanungkalit mengatakan properti sebagai produk investasi jangka panjang membuatnya tidak begitu terpengaruh kebijakan ini. Toh, secara umum pasar properti saat ini masih tidak menentu karena ekonomi masih belum bangkit sejak pandemi berlangsung.

“Properti tidak akan bangkit kalau ekonomi belum bangkit. Properti hanya mengharapkan vaksinasi selesai. Kalau vaksinasi selesai tahun ini seperti dijanjikan Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo), mungkin tahun depan properti baru bangkit,” ujarnya ketika diwawancara TrenAsia.com, Kamis, 1 Juli 2021.

Panangian menganggap pembatasan kegiatan masyarakat yang kemungkinan dapat membuat orang menunda pembelian unit properti hanya sebagai kendala kecil dan tidak fundamental.

Bagaimana pun, selama kepastian ekonomi belum ada akan sulit untuk mengambil kredit pemilikan rumah (KPR). Terlebih, sekitar 75% pembelian properti di Indonesia menggunakan KPR.

Salah satu pengembang properti di Indonesia, PT Intiland Development Tbk (DILD), pun tidak keberatan dengan adanya PPKM Mikro. Meski begitu, DILD tetap berusaha melakukan yang terbaik untuk jaga kinerja perusahaan.

“Kita semua sangat prihatin dengan kondisi ini. Biar bagaimanapun kesehatan harus nomor satu,” ujar Sekretaris Perusahaan DILD Theresia Rustandi secara terpisah.

Selama setahun pandemi berlangsung, Theresia mengungkapkan DILD terus melakukan pengamatan dan analisis secara rutin terkait perilaku konsumen ketika melakukan pembelian properti. Ini pun membuat Intiland lebih penuh persiapan jika dibanding awal pandemi tahun lalu.

Andalkan pemasaran digital
South Quarter adalah kawasan apartemen, komersial, dan apartemen milik emiten properti PT Intiland Development Tbk (DILD) / Intiland.com

Director, Head of Research & Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan kondisi penuh tantangan seperti PPKM Darurat ini perlu diimbangi dengan inovasi dari pengembang sendiri. Pemasaran digital atau daring pun dapat jadi pilihan.

“Bukan hanya pengembang besar, kalau pengembang kecil itu masih punya modal bisa saja jualan. Kembali lagi, semua harus bisa baca kondisi,” ujar Anton.

Anton mengungkapkan mayoritas pembeli saat ini adalah end user dengan kemampuan terbatas. Jika pengembang bisa menyesuaikan dengan target pasar tersebut, penjualan pengembang bisa tetap berjalan meski ada PPKM Darurat.

“Bisa juga ada konsep promosi di online atau di e-commerce. Bikin orang tertarik saja dulu. Dibangunnya kapan itu urusan lain. Yang penting pengembang pun harus jujur kapan pembangunan mulai dan proyeksi selesainya,” kata Anton.

Intiland pun berencana menggencarkan pemasaran produknya secara digital selama masa PPKM Darurat ini. Theresia mengungkapkan Intiland sudah meluncurkan program Click & Stay yang sudah dimulai Juni dan akan berlaku sampai Agustus 2021.

Lewat Click & Stay, konsumen bisa melakukan pembelian tanpa harus keluar dari rumah. Intiland pun memberikan beberapa promosi seperti bunga tetap KPR/KPA 2,75% selama dua tahun dan beberapa hadiah seperti gratis biaya servis atau iuran pengelolaan lingkungan.

Intiland pun optimistis pihaknya dapat mencapai target marketing sales tahun ini yang sebesar Rp2 triliun. Hingga pertengahan Juni 2021, Intiland sudah meraup Rp947 miliar.

Meski sudah punya strategi khusus, Theresia tetap berharap PPKM Darurat ini hanya berlaku selama dua minggu lebih ini saja karena penjualan bisa terdampak jika lebih dari itu.

“Ya kita harapkan dalam 2 minggu ke depan grafik COVID-19 bisa menurun,” ujarnya. (SKO)