Debat Calon Gubernur Jakarta
Nasional

Pengangguran Gen Z Membengkak, Berikut Sederet Solusi yang Ditawarkan Paslon Gubernur Jakarta

  • Data terbaru menunjukkan tingkat pengangguran terbuka di Jakarta mencapai 6,53% pada Agustus 2023, Mayoritas yakni 70,37%, berasal dari kelompok usia muda 15-29 tahun (Gen Z).

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Debat perdana Pilkada DKI Jakarta 2024 yang diadakansemalam menyoroti salah satu isu krusial di Jakarta yaitu pengangguran, terutama di kalangan anak muda atau generasi Z (Gen Z).  Para calon wakil gubernur (cawagub) masing-masing memaparkan solusi yang mereka tawarkan untuk mengatasi tantangan besar ini. 

Data terbaru menunjukkan tingkat pengangguran terbuka di Jakarta mencapai 6,53% pada Agustus 2023. Mayoritas yakni 70,37%, berasal dari kelompok usia muda 15-29 tahun (Gen Z).

Solusi Ridwam Kamil-Suswono

Calon wakil gubernur nomor urut 1, Suswono, Menekankan pentingnya menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan minat dan bakat Generasi Z. Salah satu pendekatan Suswono adalah mendorong wirausaha di kalangan anak muda. Menurutnya, Gen Z memiliki potensi kreatif yang besar dan dapat diarahkan menjadi wirausaha muda yang sukses. 

Suswono berencana meluncurkan program inkubasi bisnis yang akan memberikan bimbingan intensif, serta menyediakan permodalan bagi para wirausaha muda. Selain itu, ia menyoroti pentingnya program pelatihan siap kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri modern. 

"Karena anak-anak muda ini anak-anak kreatif asal didorong dengan diberikan permodalan Insya Allah mereka akan timbul kreativitas," terang Suswono, selama penyelanggaraan debat calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta, di Jakarta, Minggu Malam, 6 Oktober 2024.

Suswono juga akan mendorong lebih banyak kesempatan magang di BUMD dan berbagai kantor pemerintahan, termasuk kantor gubernur, untuk mempercepat transisi Gen Z dari pendidikan ke dunia kerja.

 "Dan yang lebih penting lagi adalah pelatihan siap kerja. Dan nanti anak-anak muda akan magang di provinsi baik di BUMD maupun di kantor gubernur. Mereka akan mendapatkan pelajaran langsung di lapangan," pungkas Suswono.

Solusi Dharma Pongrekun-Kun Wardana

Cawagub nomor urut 2, Kun Wardana, menyoroti pentingnya memperbaiki hubungan antara pendidikan dan dunia kerja. Menurutnya, salah satu masalah utama yang dihadapi oleh Gen Z adalah ketidaksesuaian antara keterampilan yang mereka pelajari di bangku sekolah dengan kebutuhan pasar kerja. 

Untuk mengatasi ini, Kun menekankan pentingnya integrasi pendidikan vokasi dengan kerja praktik di industri.  Hal ini akan memungkinkan siswa Gen Z mendapatkan pengalaman langsung di tempat kerja selama mereka belajar, sehingga lebih siap menghadapi tantangan di dunia profesional.

"Mereka bisa diberikan fasilitas kerja praktik di pasar kerja yang ada sehingga bisa ditempatkan di industri," ujar Kun.

Selain itu, Kun menekankan bahwa penguasaan keterampilan digital adalah kunci bagi Gen Z untuk bersaing di pasar kerja saat ini. Dunia semakin beralih ke teknologi digital, dan menurut Kun, Gen Z harus menjadi bagian dari perubahan ini. 

Ia berencana untuk memperluas akses pelatihan keterampilan digital, mulai dari pemrograman hingga pemasaran digital, yang diharapkan akan membantu anak muda Jakarta tetap relevan dalam kompetisi ekonomi yang semakin berbasis teknologi.

Solusi Pramono Anung-Rano Karno

Cawagub nomor urut 3, Rano Karno, juga menawarkan pendekatan praktis untuk mengatasi pengangguran di kalangan Gen Z. Salah satu program yang diusulkannya adalah mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK) modern yang fokus pada pelatihan keterampilan kejuruan. 

Rano melihat potensi besar industri kreatif, khususnya di bidang animasi dan konten digital. Rano percaya pelatihan ini bisa membantu anak muda Jakarta mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam industri tersebut.

Selain pelatihan kejuruan, Rano juga berjanji untuk menyediakan panduan karir 24 jam melalui sebuah "hotline" yang akan memberikan bimbingan bagi anak muda yang mencari pekerjaan atau ingin merencanakan masa depan karir mereka. 

"Maka dari itu adanya 'hotline' 24 jam jadi panduan (guidance) apa yang bisa dikerjakan, mudah-mudahan untuk penjuruan Gen Z jadi tidak salah arah," terang Rano.

Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya memperluas akses lowongan kerja untuk disalurkan menjadi Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) atau yang lebih dikenal sebagai pasukan oranye. Rano berkomitmen untuk mempermudah persyaratan melamar kerja di PPSU, sehingga Gen Z hanya perlu memiliki ijazah SD untuk bisa melamar.

Dengan adanya program-program yang dutawarkan ketiga pasangan calon tersebut, diharapkan angka pengangguran di Jakarta terutama di kalangan Gen Z, dapat ditekan dan generasi muda Jakarta dapat berkontribusi lebih besar dalam membangun masa depan kota.