Aktivitas warga saat jam pulang kerja di kawasan Thamrin, Jakarta, Senin, 17 Januari 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Nasional

Pengangguran Lulusan SMK Hingga Sarjana Tinggi, Ini Penyebabnya

  • Tingkat pengangguran lulusan jenjang pendidikan atas masih lebih besar dibandingkan dengan lulusan jenjang pendidikan bawah pada Februari 2022 yang disebabkan terlalu selektifnya kelompok itu dalam memilih bidang pekerjaan.

Nasional

Muhammad Heriyanto

JAKARTA - Tingkat pengangguran lulusan jenjang pendidikan atas masih lebih besar dibandingkan dengan lulusan jenjang pendidikan bawah pada Februari 2022 yang disebabkan terlalu selektifnya kelompok itu dalam memilih bidang pekerjaan. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan penyebab tingginya tingkat pengangguran lulusan jenjang pendidikan atas yakni terlalu selektifnya kelompok itu dalam memilih bidang pekerjaan. Sedangkan, untuk lulusan pendidikan yang lebih bawah bersedia menerima pekerjaan apapun.

“Jenjang pendidikan tinggi masih cukup tinggi, lantaran biasanya dengan bekal pendidikan tinggi memilih-milih pekerjaan,” ujar Margo Yuwono dalam keterangan resminya, dikutip Selasa, 10 Mei 2022.

Berikut rilis BPS terkait tingkat pengangguran berdasarkan pendidikan diurutkan dari yang tertinggi, yakni lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 10,38%, diikuti lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 8,35%. Kemudian, lulusan perguruan tinggi yang terdiri dari Diploma-IV (D-IV), Sarjana (S1), Magister (S2) dan Doktoral (S3) sebesar 6,17%. Lalu, lulusan Diploma-I/II/III sebesar 6,09%. Selanjutnya, lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 5,61% dan terakhir lulusan Sekolah Dasar (SD) sebesar 3,09%.

Berdasarkan data itu, tiga besar tingkat pengangguran tertinggi ada pada jenjang pendidikan atas, yakni lulusan SMK, kemudian SMA dan diikuti lulusan perguruan tinggi. Hal itu sesuai dengan pernyataan kepala BPS yang menyampaikan lulusan jenjang pendidikan atas selektif dalam memilih bidang pekerjaan.

“Tingkat SD kebawah itu bersedia menerima pekerjaan apapun, sehingga tingkat pengangguran rendah,” ujar Margo.

Sementara itu, kabar baiknya tingkat pengangguran pada semua jenjang pendidikan itu mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu pada bulan yang sama yakni Februari 2021. Namun, kondisi itu belum lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi atau tepatnya pada Februari 2020.