Sempat Tak Rilis Data Enam Bulan, China Umumkan Tingkat Pengangguran Capai 14,9 Persen
Dunia

Pengangguran Muda di China Membeludak, Diperkirakan Tembus 25,2 Persen

  • Buntut ekonomi China yang tengah lesu, pengangguran muda di negeri tirai bambu ini membeludak. The Economist bahkan memprediksi jumlah pengangguran muda berusia 16 hingga 24 tahun tembus 25,2%.

Dunia

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Buntut ekonomi China yang tengah lesu, pengangguran muda di negeri tirai bambu ini membeludak. The Economist bahkan memprediksi jumlah pengangguran muda berusia 16 hingga 24 tahun tembus 25,2%. 

Hal ini sebagaimana dilansir TrenAsia.com pada Selasa, 23 April 2024. Menurut perhitungan kami (termasuk siswa yang mencari pekerjaan), tingkat pengangguran untuk orang berusia 16 hingga 24 tahun dengan pendidikan universitas adalah 25,2%

Meski China tidak merilis angka pengangguran untuk kelompok ini, The Economist mengaku mereka menelusuri data dari sensus sepuluh tahunan negara tersebut dan bukunya untuk menghasilkan perkiraan. 

Lulusan Universitas Sumbang 70%  Pengangguran 

Masih dilansir dari sumber yang sama, angka pengangguran ini salah satunya disebabkan oleh jumlah lulusan yang meningkat begitu cepat. Lulusan dari universitas dan perguruan tinggi vokasional dan teknis menyumbang 70% dari pemuda yang menganggur pada tahun 2022, naik dari 9% dua dekade yang lalu.

Sementara, pasokan terus bertambah. Tahun ini, hampir 12 juta siswa diperkirakan akan lulus dari institusi perndidikan tinggi. Angka ini meningkat 2% dibandingkan tahun lalu. 

Antara tahun 2000 hingga 2024, jumlah lulusan China per tahun bahkan tercatat tumbuh lebih dari sepuluh kali lipat. 

Untuk diketahui, institusi swasta atau yang disebut minban daxue, mengenakan biaya yang jauh lebih tinggi daripada universitas negeri dan memiliki insentif untuk menerima semakin banyak siswa.

Sejak tahun 2004, pendaftaran di sekolah-sekolah swasta China terus meledak dan meningkat hingga 560%. 

Kualifikasi yang Tak Sesuai 

Jumlah lulusan yang meningkat mungkin bukan masalah jika mereka belajar keterampilan yang diinginkan oleh para pengusaha. Tetapi perusahaan-perusahaan China mengeluh bahwa mereka tidak dapat menemukan kandidat yang berkualifikasi untuk posisi yang tersedia.

Sebagian alasan dari permasalahn tersebut adalah karena kualitas lulusan minban daxue yang rendah. 

Selain itu ada pula ketidakcocokan keterampilan yang meluas di seluruh pendidikan tinggi. Contohnya, jumlah mahasiswa yang belajar ilmu humaniora bertambah meskipun permintaan untuk lulusan semacam itu jauh lebih rendah daripada untuk spesialis di bidang lain.

Pendaftar Ujian Pegawai Negeri Tembus 2,3 Juta 

Dilansir dari TrenAsia.com, seorang pakar yaitu dosen di King’s College London bernama Sun Xin menyebut peningkatan pengangguran ini disebabkan oleh lingkungan bisnis yang keras.

“Alasan fenomena ini adalah “lingkungan bisnis yang keras” terutama pengurangan perekrutan di perusahaan asing,” terang Sun Xin.

Beberapa siswa telah mencoba untuk menghindari pasar kerja sektor swasta yang sulit. Jumlah orang yang mengikuti ujian pegawai negeri China mencapai rekor tertinggi 2,3 juta pada tahun 2024, meningkat 48% tahun demi tahun.

Sementara lulusan yang lain memutuskan untuk mengejar studi pascasarjana.