Pengelola Borobudur Ambil Alih TMII, Harus Setor PNBP untuk Isi Dompet Negara
Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) resmi menunjuk hak pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah kepada PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero).
Industri
JAKARTA – Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) resmi menunjuk hak pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) kepada PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero).
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu bakal mengelola TMII terhitung sejak Kamis, 1 Juli 2021. Kemensetneg mensyaratkan TWC untuk memberikan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berupa kontribusi tetap dan profit sharing setiap tahunnya.
TWC bakal mengelola aset negara tersebut selama 25 tahun ke depan. Sebelum dikelola TWC, TMII tercatat sudah lama digenggam keluarga cendana melalui Yayasan Harapan Kita sejak 44 tahun terakhir.
- Modernland Realty Raup Marketing Sales Rp341 Miliar pada Kuartal I-2021
- Waskita Karya Raih Kontrak Pembangunan Jalan Perbatasan RI-Malaysia Rp225 Miliar
- Pengelola Hypermart (MPPA) Berpotensi Meraih Rp670,85 Miliar Lewat Private Placement
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan TWC telah memenuhi syarat untuk mengelola TMII. Menurut Tiko, sapaan akrab Kartika, TWC siap menjadikan TMII sebagai heritage destination management di tingkat global.
“PT TWC telah memiliki rencana jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk di antaranya community engagement, cultural entertainment, education & preservation, tourism dan international events yang akan dilakukan di wajah baru TMII sebagai Indonesia Opera,” ucap Tiko dalam siaran pers, dikutip Jumat, 2 Juli 2021.
Kemensetneg sebelumnya mengumumkan dua kandidat utama untuk pengelolaan TMII. Selain TWC, BUMN lain yang tadinya disebut bakal mengelola TMII adalah PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
Setelah resmi dikelola TWC, tugas berat menanti BUMN pariwisata tersebut. Pasalnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menginginkan adanya penggunaan virtual reality (VR) di TMII.
Penggunaan teknologi digital diklaim Moeldoko harus diterapkan di TMII agar tidak kalah pamor dari sejumlah destinasi wisata lain. Selain itu, penggunaan VR menjadi solusi untuk mengakomodasi pembatasan pengunjung di masa pandemi COVID-19.
“Terlebih di masa pandemi. Penggunaan virtual reality semakin populer untuk mengakomodasi pembatasan pengunjung dengan menyediakan tur virtual tentang anjungan-anjungan maupun museum-museum melalui handphone atau komputer,” kata Moeldoko.
Untuk diketahui, ide proyek TMII disinyalir muncul dari istri mantan Presiden Soeharto, Tien Soeharto saat kunjungan kerja di California pada 1970. TMII kemudian mulai dibangun pada 1972 dan diresmikan pada 20 April 1975. Tien Soeharto sekaligus menjadi sosok yang memimpin proyek pembangunan TMII.
Melansir dari socio-politica.com, anggaran pembangunan TMII berada di kisaran US$100 juta hingga US$300 juta. Sementara Tien Soeharto membeberkan anggaran pembangunan TMII sebesar Rp10 miliar. TMII ini berdiri di atas lahan seluas 146,7 hektar di Jakarta Timur.