Pengganti Jiwasraya, Aset IFG Life Bakal Bertambah Jadi Rp72,5 Triliun
JAKARTA – Indonesia Financial Group (IFG) Life dinilai bakal menjadi kekuatan baru di industri asuransi dengan total aset sebesar Rp72,5 triliun. Direktur Utama IFG Life Robertus Billitea mengungkapkan, setelah mendapat mandat dari pemerintah sebagai holding perusahaan asuransi pelat merah, aset perusahaan ini akan semakin kuat. IFG Life sendiri merupakan nama lain holding keuangan yang dipimpin PT Bahana Pembinaan […]
Industri
JAKARTA – Indonesia Financial Group (IFG) Life dinilai bakal menjadi kekuatan baru di industri asuransi dengan total aset sebesar Rp72,5 triliun.
Direktur Utama IFG Life Robertus Billitea mengungkapkan, setelah mendapat mandat dari pemerintah sebagai holding perusahaan asuransi pelat merah, aset perusahaan ini akan semakin kuat. IFG Life sendiri merupakan nama lain holding keuangan yang dipimpin PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI).
“Setelah menjadi IFG Life, total aset BPUI dari Rp4,7 triliun akan bertambah menjadi Rp72,5 triliun,” ungkap Robert dalam konferensi daring, Selasa, 20 Oktober 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Sementara itu, total ekuitas perseroan juga akan meningkat dari Rp1,3 triliun menjadi Rp36,7 triliun. Kemudian pendapatan menjadi Rp4,2 triliun dari sebelumnya Rp127 miliar, dan laba bersih juga akan meningkat dari Rp19 miliar menjadi Rp536 miliar.
Seperti diketahui, IFG Life merupakan calon perusahaan pengganti PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Dalam pendiriannya, perusahaan baru ini membutuhkan modal kurang lebih Rp2,4 triliun.
Sumber pendanaannya didapatkan dari dua pos, yakni suntikan penyertaan modal negara (PMN) Rp20 triliun, dan funding PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau BPUI sebesar Rp4,7 triliun.
Nantinya, kata Robert, skema bisnis yang akan dijalankan oleh IFG Life akan berbeda dengan perusahaan asuransi pada umumnya. Pihaknya mengaku tak akan memasarkan produk yang memberikan garansi keuntungan.
“Belajar dari kasus Jiwasraya, tidak ada lagi produk-produk berisiko yang tidak bisa dimitigasi. Nantinya, produk yang masuk adalah produk proteksi,” ujar Robertus.
Produk yang dimaksud, meliputi unitlink, term life, dan whole life untuk grup maupun retail. Di samping itu, pihaknya juga akan berkolaborasi dengan BPJS Kesehatan dan produk kesehatan retail, membentuk group health.
“Untuk proses bisnis, akan didukung digitalisasi dan sumber daya manusia (SDM) terbaik, serta memanfaatkan ekosistem di dalam maupun di luar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai target market,” ungkap Robertus.