<p>Kantor PT Asuransi Jiwasraya (Persero) / Antara Foto</p>
Nasional & Dunia

Pengganti Jiwasraya Bakal Beroperasi Januari 2021, Ini yang akan Jadi Fokusnya

  • JAKARTA –  Indonesia Financial Group (IFG) Life, perusahaan pengganti PT Asuransi Jiwasraya (Persero) ditargetkan bakal beroperasi pada Januari 2021. Direktur Bisnis IFG Pantro Silitonga mengungkapkan, saat ini manajemen tengah menunggu keputusan dan izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, izin produk dan izin pengalihan portofolio nasabah juga masih dalam proses perampungan. Seperti diketahui, […]

Nasional & Dunia

Aprilia Ciptaning

JAKARTA –  Indonesia Financial Group (IFG) Life, perusahaan pengganti PT Asuransi Jiwasraya (Persero) ditargetkan bakal beroperasi pada Januari 2021.

Direktur Bisnis IFG Pantro Silitonga mengungkapkan, saat ini manajemen tengah menunggu keputusan dan izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, izin produk dan izin pengalihan portofolio nasabah juga masih dalam proses perampungan.

Seperti diketahui, IFG Life telah resmi ditetapkan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai holding perasuransian dan penjaminan.

Penetapan ini merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2020 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara ke dalam Modal Saham PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) yang kini namanya menjadi IFG.

Ke depan, Pantro menyebut bakal membangun bisnis dengan model yang berbeda dari pasar asuransi jiwa saat ini.

“Sebagai asuransi milik negara, penting untuk mengembalikan marwah asuransi kepada proteksi atau perlindungan kepada masyarakat,” ungkapnya dalam konferensi daring, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, pasar asuransi jiwa saat ini sebagian besar produknya besifat investasi. Berdasarkan portofolionya, pembagian untuk porsi unitlink tercatat paling besar, yakni 65% dari total produk asuransi. Sementara itu, produk endowment sebesar 25%, kemudian sisanya adalah asuransi jiwa.

Fokus Bisnis IFG Life

Nantinya, fokus bisnis IFG Life diarahkan pada perlindungan masyarakat, khususnya asuransi jiwa dan kesehatan, serta pengenalan dana pensiun. Ada sejumlah aspek yang dipegang perusahaan ini. Pertama, aspek strategis berkaitan dengan rencana dan kebijakan perusahaan dalam mencapai strategi dan tujuan perusahaan.

Kedua, aspek finansial dilakukan dengan mereview kebutuhan modal anggota holding, monitoring, dan evaluasi atas penggunaan dana. Terakhir, aspek manajemen risiko dan operasional berkaitan dengan tata kelola perusahaan. “IFG Life akan menghindari perebutan pangsa pasar serta pricing war,” tambahnya.

Sebagai informasi, setelah menjadi IFG Life, total aset BPUI dari Rp4,7 triliun akan bertambah menjadi Rp72,5 triliun. Sementara itu, total ekuitas perseroan juga meningkat dari Rp1,3 triliun menjadi Rp36,7 triliun. Kemudian pendapatan menjadi Rp4,2 triliun dari sebelumnya Rp127 miliar, dan laba bersih juga akan meningkat dari Rp19 miliar menjadi Rp536 miliar.

Dalam pendiriannya, perusahaan baru ini disebutkan membutuhkan modal kurang lebih Rp2,4 triliun. Sumber pendanaannya didapatkan dari dua pos, yakni suntikan penyertaan modal negara (PMN) Rp20 triliun, dan funding  atau BPUI sebesar Rp4,7 triliun.