Penggemar PSG Bentangkan Spanduk Raksasa Free Palestine, Menteri Prancis Berang
- Insiden itu terjadi delapan hari sebelum Prancis menjamu Israel di Paris dalam pertandingan UEFA Nations League.
Olahraga
PARIS- Para penggemar klub sepak bola Paris Saint-Germain (PSG) mengibarkan spanduk raksasa bertuliskan ‘Free Palesitine". Tindakan ini membuat berang menteri Prancis.
Pengibaran spanduk itu dilakukan sebelum pertandingan Liga Champions UEFA ketika PSG menjamu Atletico Madrid di stadion Parc des Princes Rabu 6 November 2024. Spanduk itu dibentangkan oleh kelompok penggemar garis keras Paris Ultras Collective (CUP).
Menteri Dalam Negeri Prancis Bruno Retailleau mengkritik tindakan itu dan menyebutnya "tidak dapat diterima". Retailleau akan menuntut penjelasan dari klub tentang hal itu. "Saya tidak mengesampingkan apa pun," kata Retailleau kepada Radio Sud pada hari Kamis.
"Saya ingin tahu lebih banyak bagaimana spanduk ini bisa dikibarkan. Kepala polisi Paris (Laurent Nunez) menjelaskan apa yang terjadi. Kami sepakat pada sejumlah hal, tetapi saya menuntut pertanggungjawaban," tambahnya.
- Rencana Penyeragaman Kemasan Rokok Tanpa Merek, Pakar Hukum: Ini Sangat Membingungkan
- Dilema Suntik Mati PLTU, Untung apa Rugi?
- Riset HSBC: Separuh Individu Kaya di Indonesia Berencana Bekerja di Usia Tua
Badan sepak bola Eropa UEFA kepada kantor berita Reuters mengatakan PSG tidak akan menghadapi proses disiplin. Karena mereka hanya melarang pesan-pesan politik yang dianggap menghina atau provokatif.
"Tidak akan ada kasus disiplin karena spanduk yang dibentangkan tidak dapat dianggap sebagai provokatif atau menghina dalam kasus tersebut," kata juru bicara UEFA.
Insiden itu terjadi delapan hari sebelum Prancis menjamu Israel di Paris dalam pertandingan UEFA Nations League.
Spanduk selebar 50 meter dan tinggi 20 meter itu terbentang di kedua tingkat tribun di belakang gawang PSG. Spanduk juga menggambarkan bendera Palestina dan Lebanon dengan gambar Masjid Al-Aqsa. “Perang di lapangan, tapi perdamaian di dunia,” demikian bunyi pesan di bawahnya.
Selama pertandingan, para penggemar membentangkan pesan lain yang berbunyi: “Apakah kehidupan seorang anak di Gaza kurang berarti dibandingkan dengan kehidupan anak lainnya?”
“Spanduk ini tidak memiliki tempat di stadion ini,” tulis Retailleau di X. "Saya meminta PSG untuk menjelaskan dirinya sendiri dan klub-klub untuk memastikan bahwa politik tidak merusak olahraga, yang harus selalu menjadi sumber persatuan," katanya. Dia menambahkan tindakan seperti itu dilarang oleh sepak bola Prancis dan UEFA.
“Jika hal ini terjadi lagi, kami harus mempertimbangkan untuk melarang spanduk bagi klub yang tidak menegakkan aturan,” tambahnya.
Dalam pernyataan setelah pertandingan, PSG mengatakan mereka tidak mengetahui adanya rencana untuk menampilkan pesan seperti itu. “Paris St Germain mengingat bahwa Parc des Princes adalah – dan harus tetap – menjadi tempat persekutuan seputar hasrat bersama terhadap sepak bola dan dengan tegas menentang pesan apa pun yang bersifat politis di stadionnya,” tambah klub tersebut.
Tahun lalu, klub Liga Premier Skotlandia Celtic didenda US$19.000 karena penggemar mereka mengibarkan bendera Palestina selama pertandingan Liga Champions. Para penggemar klub menentang larangan sebelumnya untuk mengibarkan bendera Palestina. “Kami tidak malu dan tegas dalam mendukung Palestina,” kata kelompok itu kepada Al Jazeera pada November 2023.
Prancis akan menghadapi Israel di Stade de France Kamis depan, dan para penggemar diizinkan masuk ke stadion berkapasitas 80.000 tempat duduk. Pertanyaan telah diajukan tentang keamanan seputar acara tersebut di negara yang memiliki komunitas Yahudi terbesar di Eropa dan ketiga di dunia. Jauh di belakang Amerika Serikat dan Israel. Prancis juga menjari negara dengan jumlah muslim terbesar di Eropa.