Petugas tengah mengganti papan harga BBM di sebuah SPBU kawasan Kebun Jeruk Jakarta Barat. PT Pertamina hari ini 3 Januari 2023 pukul 14.00 menurunkan harga Pertamax,Pertamax Turbo dan Pertamina Dex. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Energi

Penggunaan Biodiesel Sawit Hemat Devisa Impor Minyak Hingga Rp404 Triliun

  • Lewat penerapan B40, Indonesia diproyeksikan dapat menghemat devisa hingga Rp404,32 triliun.

Energi

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA – Pemerintah optimistis menerapkan program Biodiesel B40 pada tahun 2025, menggantikan B35 yang saat ini sudah berjalan. Program ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat bagi perekonomian dan lingkungan, terutama dalam upaya penghematan devisa dan transisi energi yang lebih bersih.

Dengan penerapan B40, Indonesia diproyeksikan dapat menghemat devisa hingga Rp404,32 triliun. Penghematan ini berasal dari pengurangan impor solar, yang selama ini menjadi salah satu pengeluaran terbesar di sektor energi. Pemerintah meyakini program ini akan membawa dampak positif bagi stabilitas ekonomi dan ketahanan energi nasional.

"Kesiapan (BBM) B40 sih sudah siap karena kita sekarang (BBM) B35. Biodiesel ini memanfaatkan 54,52 juta kiloliter dan mengurangi impor solar. Devisa yang diselamatkan adalah Rp404,32 triliun," papar  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat acara Green Initiative Conference 2024, di Jakarta, Selasa, 24 September 2024.

Penggunaan CPO Sawit dalam B40

Biodiesel B40 akan dibuat dari 40% minyak kelapa sawit (CPO) dan 60% solar. Pemerintah telah memastikan bahwa pasokan CPO dalam negeri cukup untuk mendukung implementasi B40. Hal ini juga didukung dengan kebijakan pembatasan ekspor CPO guna mencukupi kebutuhan dalam negeri, meski kebijakan ini nantinya dapat mempengaruhi harga minyak sawit di pasar global.

Sejak 2018 hingga 2024, Indonesia telah menyalurkan 63,04 juta kiloliter biodiesel. Untuk program B35 saat ini, alokasi biodiesel mencapai 13,4 juta kiloliter. Peningkatan ini menurut Airlanggga menjadi komitmen pemerintah dalam mendukung penggunaan energi terbarukan.

Penerapan B40 juga diharapkan dapat membantu Indonesia mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 12,5% dari skenario Business As Usual (BAU) pada tahun 2030. Biodiesel dianggap sebagai salah satu langkah konkret untuk mendukung upaya global dalam mengatasi perubahan iklim.

Selain penghematan devisa dan penurunan emisi, penerapan B40 dipandang sebagai pendorong utama percepatan transisi energi menuju emisi nol karbon (net zero emission). 

Penghasil Sawit Terbesar

Indonesia dan Malaysia merupakan dua negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Menurut data dari United States Department of Agriculture (USDA), produksi minyak sawit mentah (CPO) Indonesia pada periode 2022/2023 diproyeksikan mencapai 45,5 juta metrik ton (MT), sementara Malaysia diperkirakan menghasilkan 18,8 juta MT. 

Kedua negara ini secara bersama-sama menguasai sekitar 83% dari total produksi minyak sawit global, yang mencapai 77,22 juta MT pada periode yang sama. Dengan dominasi besar tersebut, Indonesia dan Malaysia memegang peran penting dalam pasar minyak sawit dunia.

Dengan berbagai manfaat yang dihadirkan, penerapan Biodiesel B40 diharapkan tidak hanya membantu sektor energi, tetapi juga mendorong stabilitas ekonomi serta perlindungan lingkungan.