Pengiriman Paling Sedikit Sejak 2022, Tesla Disebut Hadapi Bencana
- Saham Tesla telah anjlok selama setahun terakhir. Hal ini mencerminkan tantangan karena suku bunga yang lebih tinggi membuat mobil mereka menjadi kurang terjangkau dan para pesaingnya meningkatkan penawaran kendaraan listrik mereka sendiri.
Transportasi dan Logistik
JAKARTA - Pengiriman dari Tesla milik Elon Musk telah merosot tajam dalam tiga bulan pertama tahun ini. Kondisi ini terjadi saat perusahaan kendaraan listrik tersebut bergulat dengan kebakaran di pabriknya di Eropa, gangguan pengiriman global, dan tantangan lainnya.
Perusahaan menyerahkan kurang dari 387.000 mobil listrik kepada pelanggan. Ini adalah angka triwulanan terkecil dalam lebih dari setahun. Angka tersebut turun lebih dari 8% tahun-ke-tahun dan jauh lebih kecil dari perkiraan para analis. Saham turun lebih dari 4% karena berita tersebut.
Analis Wedbush Securities and Ives dikutip BBC Selasa 3 April 2024 menggambarkan pembaruan ini sebagai "bencana yang tidak tanggung-tanggung yang sulit untuk dijelaskan".
Sejumlah Tantangan
Saham Tesla telah anjlok selama setahun terakhir. Hal ini mencerminkan tantangan karena suku bunga yang lebih tinggi membuat mobil mereka menjadi kurang terjangkau dan para pesaingnya meningkatkan penawaran kendaraan listrik mereka sendiri.
Perusahaan telah memotong harga berulang kali sebagai tanggapannya. Namun permintaan di pasar-pasar utama seperti China tetap melemah. Salah satunya karena pesaing seperti BYD memperoleh keuntungan. Tesla disusul oleh BYD China pada akhir tahun 2023.
- Harga Minyak Kerek IHSG, Saham ADRO dan GJTL Bisa jadi Pilihan
- Saham ADMR hingga PWON Layak Diburu Kala IHSG Diramal Menguat
- Profil Helena Lim, Crazy Rich Tersangka Korupsi PT Timah
Masalah Tesla memburuk dalam tiga bulan pertama tahun ini. Serangan Houthi di Laut Merah menyebabkan gangguan pasokan yang menutup sementara pabriknya di Jerman yang kemudian dilanda dugaan serangan pembakaran.
Menuru Ives angka-angka tersebut menunjukkan bahwa kuartal pertama adalah sebuah ‘kecelakaan kereta api’ bagi perusahaan, sehingga meningkatkan tekanan pada Musk,” kata Ives.
"Ini adalah persimpangan waktu untuk membawa Tesla melewati periode yang penuh gejolak ini, jika tidak, hari-hari yang menyusahkan mungkin akan terjadi di masa depan," katanya.
Perusahaan mengatakan produksi pada kuartal pertama turun sekitar 1,6% tahun-ke-tahun. Dari 439.701 mobil pada tahun 2023 menjadi 433.371 pada periode yang sama tahun ini.
Namun jumlah pengiriman terkena dampak yang lebih signifikan, turun lebih dari 8% dibandingkan tahun lalu. Hal ini menandai penurunan tahunan pertama untuk kuartal mana pun sejak tahun 2020. Pengiriman turun 20% dibandingkan dengan kuartal terakhir tahun 2023.
- OJK Jelaskan Manfaat Kebijakan Mekanisme Full Call Action
- Laba Bersih Citibank (Citi Indonesia) Melesat 82 Persen Menjadi Rp2,5 Triliun
- Imbas Tambang Ilegal, Produksi PT Timah (TINS) Susut Segini
Penurunan ini terjadi ketika perusahaan mobil di seluruh industri telah mengurangi ambisi mobil listrik mereka, dan memperingatkan permintaan yang lebih lemah dari perkiraan. Namun, sebagian besar peramal masih memperkirakan penjualan kendaraan listrik akan tumbuh secara signifikan tahun ini.
Tesla juga menghadapi masalah khusus perusahaan. Perangkat lunak mobil tanpa pengemudinya, yang diklaim akan memicu gelombang pertumbuhan baru, juga berada di bawah pengawasan ketat. Pejabat keselamatan juga telah menyelidiki power steering perusahaan dan bidang lainnya.
Pada saat yang sama, beberapa investor di perusahaan tersebut telah menyuarakan kekhawatiran bahwa rangkaian produknya sudah mulai lelah.
Sementara fokus Musk ada di tempat lain, termasuk di perusahaan media sosialnya X, yang sebelumnya bernama Twitter, di mana keputusan dan postingannya telah memicu kontroversi hingga merusak merek Tesla