Penguatan Kemitraan dengan Leasing Jadi Andalan Sinar Mas Genjot Premi Kendaraan
- Asuransi Sinar Mas menargetkan pendapatan premi asuransi kendaraan bermotor hingga akhir tahun setidaknya sama dengan atau tidak lebih rendah dari perolehan tahun 2023.
IKNB
JAKARTA – Direktur PT Asuransi Sinar Mas Dumasi Marisina M. Samosir menyebutkan bahwa penguatan kemitraan dengan leasing menjadi andalan Perseroan dalam menggenjot premi asuransi kendaraan bermotor.
Target Premi Asuransi Kendaraan Bermotor
Dumasi menyebutkan, untuk tahun ini, pihaknya menargetkan pendapatan premi asuransi kendaraan bermotor hingga akhir tahun setidaknya sama dengan atau tidak lebih rendah dari perolehan tahun 2023.
“Tahun lalu itu premi kendaraan mencapai Rp1,6 triliun,” ujar Dumasi dalam Media Gathering di Plaza Sinar Mas, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Juli 2024.
- Smelter Diminta Impor Biji Nikel, Cegah Oversupply?
- Di Balik Saham GOTO yang Melesat 10 Persen Tinggalkan Level Gocap
- Gandeng Bank Mandiri, Garuda Indonesia (GIAA) Gelar Promo Diskon Tiket 80 Persen
Kinerja Asuransi Kendaraan Bermotor di Semester I
Asuransi Sinar Mas melaporkan premi asuransi kendaraan bermotor senilai Rp770 miliar pada semester pertama tahun 2024.
Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 10,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), di mana ASM berhasil mengumpulkan premi sebesar Rp854 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Strategi Mendorong Kenaikan Premi
Dumasi menjelaskan bahwa portofolio bisnis asuransi kendaraan perusahaan sebagian besar tidak berasal dari ritel. Namun demikian, Asuransi Sinar Mas telah bekerja sama dengan hampir semua perusahaan leasing atau pembiayaan kendaraan bermotor. Kerja sama ini menyumbang sekitar 90% dari portofolio asuransi kendaraan bermotor perusahaan.
Strategi perusahaan untuk mempertahankan premi seperti tahun sebelumnya adalah dengan mendorong cabang-cabang agar lebih dekat dengan perusahaan multifinance dan dealer.
Selain itu, peningkatan layanan, termasuk kecepatan dalam pengurusan klaim, juga menjadi fokus agar semakin banyak perusahaan yang memilih Asuransi Sinar Mas sebagai mitra asuransinya.
Secara keseluruhan, Asuransi Sinar Mas mencatatkan total premi sebesar Rp5,6 triliun hingga semester I-2024. Angka ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) yang mencapai Rp3,64 triliun.
Premi yang paling mendominasi adalah asuransi properti dengan nilai Rp2,7 triliun, diikuti oleh asuransi kendaraan bermotor, dan asuransi kesehatan yang mencapai Rp639 miliar.
Untuk tahun ini, Asuransi Sinar Mas menargetkan total premi sekitar Rp9,7 triliun, sedikit meningkat dibandingkan perolehan tahun 2023 yang sebesar Rp9,54 triliun.
Asuransi Third Party Liabilities (TPL) Kendaraan Bermotor
Dalam kesempatan yang sama, Dumasi menegaskan bahwa penurunan premi tidak melatarbelakangi dukungan Perseroan terhadap kebijakan asuransi wajib TPL untuk kendaraan bermotor yang rencananya akan diterapkan pada tahun 2025.
Pasalnya, kontribusi asuransi TPL kendaraan bermotor sendiri cenderung sangat minim terhadap total premi Asuransi Sinar Mas. Dumasi menyebutkan bahwa kontribusinya bahkan di bawah 0,1% dari total keseluruhan premi.
“Jauh, tidak sampai 0,1%,” kata Dumasi.
- Profil Simon Ho, CFO Baru GOTO yang Gantikan Jacky Lo
- Rumah Putin Dijaga 7 Sistem Pertahanan Udara Pantsir
- Saham ADRO Nyaris Melesat 10 Persen dalam Sebulan, Berapa Targetnya?
Selain itu, Dumasi menyampaikan bahwa dalam program asuransi wajib ini bukan langkah bagi perusahaan asuransi untuk mengeruk keuntungan dari masyarakat karena Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) pun sebelumnya telah menegaskan bahwa program asuransi wajib ini bersifat nirlaba.
Dikatakan oleh Dumasi, sempat ada semacam spekulasi yang mengatakan bahwa pemberlakuan asuransi wajib ini adalah upaya dari industri asuransi untuk mendorong kenaikan premi asuransi kendaraan bermotor karena adanya penurunan pada segmen tersebut.
“No lah, tidak (untuk mencari premi). Ini sebenarnya bagian dari tanggung jawabnya perusahaan asuransi untuk menyediakan asuransi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Ini bukan untuk kita karena preminya pun kecil,” ungkap Dumasi