Fintech

Penguatan Literasi Keuangan Digital dan Kaitannya dengan Aktivitas Pasar Modal

  • Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan bahwa penguatan literasi keuangan digital masyarakat pada gilirannya dapat berpengaruh kepada tingkat aktivitas di pasar modal.
Fintech
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan bahwa penguatan literasi keuangan digital masyarakat pada gilirannya dapat berpengaruh kepada peningkatan aktivitas di pasar modal

Bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kemenkominfo terus berupaya meningkatkan literasi sekaligus melakukan pengawasan terhadap platform keuangan digital. Literasi dan pengawasan itu dinilai perlu terus diupayakan untuk menyokong sektor investasi digital di Indonesia. 

“Saya menekankan agar literasi yang saat ini masih sangat kecil perlu terus didorong, mengingat bahwa usaha pemerintah untuk memberikan perhatian khusus mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Ultra Mikro Nasional untuk go digital onboarding,” ujar Johnny sebagaimana dikutip dari keterangan resmi, Senin, 21 Februari 2022. 

Meski literasi keuangan masyarakat saat ini masih terbilang rendah, namun Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2021 yang dilakukan OJK memperlihatkan bahwa Indeks Literasi Keuangan Nasional terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. 

Johnny mengatakan, Indeks Literasi Keuangan di Indonesia berada di persentase 21,8%. Jumlah itu mengalami peningkatan di tahun 2016 dengan persentase 29,7%, dan mencapai 38,3% pada tahun 2019. 

Salah satu langkah yang diterapkan oleh Kemenkominfo untuk meningkatkan literasi masyarakat, khususnya yang berhubungan dengan sektor pasar modal, adalah Program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD).

Dengan tren keuangan digital yang terus meningkat secara positif, Johnny pun berharap Indonesia dapat terus meningkatkan angka literasi keuangan, pemanfaatan financial technology (fintech) dan memberikan akses lebih luas bagi masyarakat untuk berinvestasi. 

“GNLD juga ditujukan untuk memampukan masyarakat mencerna informasi yang ada di internet. Dalam hal ini termasuk tentunya memilih platform fintech yang tepat untuk berinvestasi,” tegas Johnny. 

Johnny menambahkan, pihak pemerintah telah Menyusun Peta jalan Indonesia Digital tahun 2021-2024 untuk pedoman transformasi digital Indonesia. 

Peta itu terbagi dalam empat sektor, yakni infrastruktur digital, pemerintahan digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital. 

Di keempat peta jalan tersebut, terdapat 100 inisiatif pertama yang dilaksanakan di 10 sektor prioritas, termasuk jasa keuangan. 

“Beberapa contoh inisiatif utama pada sektor jasa keuangan seperti misalnya memperluas program pengembangan perusahaan rintisan lokal, membangun instrumen pendanaan berbasis joint venture bagi UMKM, Ultra Mikro, dan perusahaan-perusahaan rintisan, serta menerapkan sistem skor kredit nasional untuk meningkatkan akses kredit khususnya pembiayaan adopsi teknologi digital,” papar Johnny.

Menurut Johnny, UMKM memiliki potensi yang besar untuk mengambil bagian dalam aktivitas pasar modal. Oleh karena itu, dalam program GNLD, UMKM pun menjadi sasaran untuk dibekali peningkatan kapasitas kemampuan dan kinerja di ekosistem digital. 

Pada tahun 2022, GNLD menargetkan 5,5 juta peserta untuk memperoleh literasi. Pada tahun 2021, Kemenkominfo sudah berhasil menjaring sebanyak 12,5 juta peserta dalam program tersebut.

“Kami berharap, di tahun 2024 sudah dapat menjangkau 50 juta masyarakat di seluruh pelosok tanah air. Ini juga menjadi potensi investor pasar modal yang besar,” harap Menkominfo.

Lewat program GNLD, masyarakat pun akan dikenalkan dengan investasi digital dan pengenalan dunia fintech. Menurut Johnny, pengenalan itu menjadi penting karena beririsan dengan upaya penanganan platform fintech yang berpotensi merugikan masyarakat. 

“Secara konkret dengan tema antara lain meliputi pengenalan dunia non-fungible token (NFT) dan blockchain yang dilakukan di tahun ini. Belajar investasi menggunakan platform digital, aman dan nyaman berinvestasi digital, serta berantas fintech palsu dan ilegal,” pungkas Johnny.