Dalam pertemuan di Moskow, Rusia, Presiden Putin menyampaikan jaminan keamanan pasokan pangan dan pupuk dari kedua negara yang sedang berseteru itu.
Nasional

Pengumuman! Rusia Resmi Alami Resesi

  • Rusia dilaporkan telah resmi mengalami resesi. Hal ini disebabkan oleh produksi domestik bruto (PDB) negara tersebut turun 4% pada kuartal III-2022.

Nasional

Debrinata Rizky

JAKARTA - Rusia dilaporkan telah resmi mengalami resesi. Hal ini disebabkan oleh produksi domestik bruto (PDB) negara tersebut turun 4% pada kuartal III-2022.

Dilansir dari The Moscow times, Kamis, 17 November 2022 penurunan PDB tersebut diperkirakan oleh badan statistik nasional, Rosstat pada Rabu, 16 November 2022 lalu. Adapun penurunan ini juga terjadi secara berturut turut selama dua kuartal, dengan kontraksi 4% pada kuartal II, akibat sanksi Barat menghantam ekonomi Rusia, menyusul serangan Moskow di Ukraina.

Kontraksi tersebut didorong oleh penurunan perdagangan grosir sebesar 22,6% dan penurunan perdagangan ritel sebesar 9,1%. Namun sisi baiknya, konstruksi Rusia tumbuh sebesar 6,7% dan pertanian sebesar 6,2%. Rosstat juga mencatat, tingkat pengangguran Rusia mencapai 3,9% pada September lalu.

Sebelumnya, pada 8 November kemarin, bank sentral Rusia telah sempat memperkirakan, PDB akan berkontraksi sebesar 3,5% di tahun ini. IMF dan Bank Dunia masing-masing juga telah memperkirakan penurunan PDB Rusia sebesar 3,4% dan 4,5%.

Informasi tambahan, Rusia terakhir kali mengalami resesi teknis pada akhir 2020 dan awal 2021 saat dunia mengalami pandemi virus corona. Ekonomi Rusia pun bernasib baik pada awal 2022 dengan peningkatan PDB sebesar 3,5%.

Namun, karena dimulainya serangan perang ke Ukraina memicu reaksi dan sanksi dari Barat. Akhirnya, pembatasan ekspor dan impor, kekurangan staf, dan masalah pasokan suku cadang membebani perekonomian Rusia.

Setelah Rusia terkena sanksi Barat atas serangan Ukraina, bank secara drastis menaikkan suku bunga acuan dari 9,5% menjadi 20%. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk menekan inflasi dan menopang mata uang rubel. Pada bulan Oktober lalu, bank sentral Rusia mempertahankan suku bunga utamanya pada 7.5%. Ini adalah pertama kalinya sejak awal serangan militer di Ukraina tingkat suku bunga tetap tidak berubah.