Pengumuman WHO Terkait Karsinogenik Aspartam Bisa Ganggu Penjualan Soda Diet
- Walaupun penjualan soda reguler masih mendominasi, soda diet saat ini telah mewakili lebih dari seperempat penjualan
Dunia
JAKARTA - Pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO terkait aspartam memiliki kemungkinan karsinogenik atau dapat memicu kanker pada 14 Juli 2023 dapat menakut-nakuti konsumen soda diet di dunia.
Melansir CNBC, konsumsi soda telah menurun dalam dua dekade terakhir ini. Hal tersebut dikarenakan konsumen yang sudah beralih untuk hidup sehat dan beralih untuk meminum lebih banyak air putih atau minuman dengan kandungan gula yang sedikit. Namun, kehadiran soda diet menjadi penyelamat industri minuman ringan.
Walaupun penjualan soda reguler masih mendominasi, soda diet saat ini telah mewakili lebih dari seperempat penjualan. Perusahaan besar seperti Coca-Cola dan Pepsi telah menjadi pengembang produksi soda diet dan sukses besar. Namun seluruh soda diet yang diproduksi kedua perusahaan tersebut mengandung aspartam yang kini dilabeli sebagai karsinogen.
- Disney Cari Mitra Strategis Baru untuk ESPN
- Ingin Tahu Style Galau Era 80an? Simak 5 Lagu Lawas Ini
- Pengamat: Ungkapan Anies Soal Ketimpangan Ekonomi Terlihat dari Gelap Terang Citra Satelit Wilayah Tak Berdasar!
Terkait dengan hal tersebut, terdapat pro kontra pada dunia kesehatan internasional. Badan Internasional untuk Penelitian Kanker atau the International Agency for Research on Cancer (IARC) menyebut kemungkinan hubungan antara aspartam dengan sejenis kanker hati yang disebut karsinoma hepatoseluler.
Sedangkan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau Food and Drug Administration (FDA) menyatakan tidak setuju dengan WHO dengan menyebut penelitian yang dilakukan oleh WHO memiliki “kekurangan yang signifikan.”
Mengutip dari CNBC, pernyataan WHO yang menyebut aspartam sebagai karsinogen memiliki kemungkinan untuk mengurangi penjualan produk soda diet untuk sementara. Vivien Azer, analis TD Cowen, menyebutkan Soda diet setidaknya 50% lebih populer pada konsumen berpenghasilan tinggi dibandingkan dengan orang berpenghasilan rendah. Azer menyebutkan, Konsumen tersebut mungkin khawatir dengan laporan WHO.
Garrett Nelson, analis Pusat Penelitian dan Analisis Keuangan atau the Center for Financial Research and Analysis (CFRA), menyebut berita tersebut dapat merusak volume penjualan soda diet jika cukup banyak konsumen yang khawatir dari berita yang dikeluarkan WHO.
Francesco Branca, kepala nutrisi WHO, mengatakan produsen yang menggunakan aspartam dalam produk mereka harus mempertimbangkan untuk membuat produk mereka tanpa pemanis. Namun,
Melansir dari CNBC, Chief Financial Officer PepsiCo, Hugh Johnston, menyebutkan bahwa perusahaan tidak memiliki rencana untuk mengubah penggunaan aspartamnya. Dia menambahkan bahwa perusahaan tidak memasukkan pemanis buatan dalam banyak produknya. Diketahui raksasa minuman itu tidak lagi menggunakan aspartam dalam Diet Pepsi pada tahun 2020 namun masih menggunakannya dalam Pepsi Zero Sugar.
Di sisi lain, Coca-cola, produsen saingan terbesar Pepsi, saat ini masih menggunakan pemanis pada produk Diet Coke dan Coke Zero, tetapi dapat menggantinya dengan yang lainnya di masa depan seperti menggunakan stevia.