Penjara Tempat Navalny Meninggal Adalah Warisan Gulag Paling Mengerikan
- Koloni hukuman IK-3 adalah salah satu dari 700 kamp kerja paksa yang saat ini beroperasi di Rusia.
Dunia
JAKARTA-Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny pada Minggu 18 Februari 2024 meninggal saat menjalani hukuman penjara 19 tahun di koloni hukuman IK-3. Salah satu penjara terberat di Rusia. Bahkan mungkin di dunia
Navalny, 47, adalah Yayasan Pemberantasan Korupsi yang dalam bahasa Rusia disingkat dengan FBK. Dia telah berada di balik jeruji besi sejak awal tahun 2021. Pada bulan Agustus 2023 pengadilan memperpanjang hukuman penjaranya menjadi 19 tahun atas tuduhan ekstremisme.
Dianggap Presiden Rusia Putin sebagai musuh politik utamanya, Navalny terus menanggung akibatnya atas kritiknya yang tiada henti terhadap rezim Kremlin. Sebelum penangkapannya pada Januari 2021 , Navalny diracuni dengan agen saraf Novichok pada Agustus 2020. Ini menjadikan dia memerlukan perawatan panjang di Jerman.
Putin membantah terlibat dalam operasi tersebut, dan menyatakan pada konferensi pers bahwa jika dinas keamanan Rusia ingin meracuni Navalny, "mereka akan menyelesaikan pekerjaannya".
Setelah sembuh dari perawatan Navalny mengambil keputusan berani. Dia memilih pulang ke Rusia untuk melanjutkan perlawanan kepada Putin hingga akhirnya dia ditangkap.
- Bawa 200 Ton Bantuan untuk Palestina, KRI Dr. Radjiman Wedyodiningrat Tiba di Mesir
- Bank Jatim akan Sebar Dividen Rp816,9 Miliar, Cek Jadwal Pembagiannya di Sini
- Mengingat Lagi Janji Prabowo-Gibran di Bidang Ekonomi Jika Menang Pilpres 2024
Awalnya dia dipenjara di IK-6 di wilayah Vladimir, sekitar 250 kilometer timur Moskow. Hingga pada Desember 2023 lalu dia dipindahkan ke koloni penjara IK-3 di Kharp. Penjara yang terletak di wilayah Yamalo-Nenets sekitar 1.900 km timur laut Moskow.
Koloni hukuman IK-3 adalah salah satu dari 700 kamp kerja paksa yang saat ini beroperasi di Rusia. Di mana sekitar 266.000 narapidana saat ini ditahan. Angka yang relatif rendah dibandingkan dengan hampir 420.000 tahanan pada tahun 2022.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina awal tahun lalu, Moskow telah mengirimkan sekitar 100.000 narapidana untuk berperang di garis depan. Hingga pengurangan tahanan diduga terkait dengan hal tersebut.
Di Rusia, ada empat tipe penahanan. Yang pertama tipe koloni terbuka, di mana narapidana sangat bebas. Kemudian rezim umum, dimana mayoritas narapidana dikurung di barak. Yang ketiga rezim yang ketat, dengan pembatasan yang lebih ketat, terutama pada hak berkunjung. Sedangkan rezim paling keras yang digunakan Navalny.
Para ahli di Rusia memandang koloni-koloni hukuman ini sebagai bagian dari warisan Gulag. Sistem kamp konsentrasi yang mendeportasi lebih dari 20 juta orang selama era Soviet. Neraka ini mendapat nama Gulag ke-501
Asal-usul
Keberadaan tempat ini tidak lepas dari kejadian ketika pada Mei 1931, sekelompok 39 tahanan yang bekerja keras di jaringan kamp kerja paksa Uni Soviet berangkat ke utara dari kota Ukhta. Mereka menjelajahi cekungan batu bara yang luas di Arktik Rusia.
Bergabung dengan tim ahli geologi dan penjaga kamp, orang-orang tersebut melakukan perjalanan selama berminggu-minggu melalui perairan yang sulit dilayari. Mereka menuju wilayah yang sangat dingin dan tidak ramah yang akan menguji batas-batas penaklukan Soviet di Ujung Utara.
Mereka segera bergabung dengan lebih banyak tahanan, ratusan di antaranya meninggal karena sakit, hipotermia, dan kelaparan. Hingga pada musim semi tahun 1932, mereka mendirikan Rudnik. Sebuah permukiman pertambangan batu bara kecil 100 mil di utara Lingkaran Arktik yang akan segera berkembang menjadi kota Vorkuta.
Daerah itu tandus dan terlarang. Hanya diketahui oleh para penggembala rusa kutub penduduk asli Nenet. Dalam satu dekade, kota inilah yang kemudian menjadi tuan rumah salah satu kamp gulag paling mematikan di Uni Soviet.
- Tersengat Kinerja Positif, Bagaimana Prospek Saham Vale (INCO)?
- Link Quick Count Pemilu 2024, Simpel dan Efektif Pantau Suara
- Vale Indonesia Ungkap Capaian Signifikan 3 Proyek Jumbo
Setelah kematian Stalin pada 1953, kota metropolitan yang sedang berkembang ini dijadikan sebagai simbol kekuasaan Soviet. Namun hampir satu abad setelah didirikan penduduknya semakin menurut. Pada akhir tahun 1980an populasinya mendekati 250.000 jiwa. Kini memiliki kurang dari 60.000 penduduk dan menyusut lebih cepat dibandingkan kota lain di Rusia.
Pada puncaknya, Vorkuta merupakan pusat geografis dari jaringan luas 13 tambang batu bara yang mengelilingi kota. Aktivitas ini melahirkan pemukiman dinamis lengkap dengan sekolah, taman kanak-kanak, pertokoan, klinik medis, dan pusat kebudayaan.
Tidak ada jalan raya yang menghubungkan Vorkuta dengan wilayah lain di Rusia, yang berarti Vorkuta hanya dapat dicapai sepanjang tahun melalui kereta api.
Saat ini, hanya empat dari 13 tambang batu bara yang tersisa. Banyak dari pemukiman tersebut telah menjadi kota hantu di sepanjang jalan raya yang menghubungkan komunitas mereka yang dahulu berkembang dengan kota tersebut. Tambang terakhir ditutup pada tahun 2016 setelah kebocoran gas metana memicu ledakan yang merenggut 36 nyawa .
“Apa yang kita lihat sekarang, 30 tahun setelah keruntuhan Soviet, adalah kematian Vorkuta yang berkepanjangan,” kata Alan Barenberg, sejarawan di Texas Tech University dan penulis Gulag Town, Company Town: Forced Labour And Its Legacy In Vorkuta kepada Radio Free Europe/Radio Liberty.
Serigala Kutub
Didirikan pada tahun 1961, koloni hukuman IK-3 tempat Navalny meninggal juga dikenal sebagai Serigala Kutub. Dosen Universitas Strasbourg, Emilia Koustova kepada France24 mengatakan fasilitas ini dibangun di lokasi bekas Gulag ke-501.
Sistem penjara masih mempertahankan sejumlah fitur sejak era Stalinis. Khususnya gagasan menggunakan iklim sebagai alat penindasan.
Fasilitas ini juga merupakan tempat yang sangat terpencil. Bahkan selama tiga minggu, tidak ada yang tahu di mana Navalny berada.
Menurut Koustova penggunaan penahanan sewenang- , yang telah dilakukan sejak era Stalinis, bertujuan untuk memutuskan hubungan antara tahanan dan orang yang mereka cintai. Pemutusan hubungan ini menjadi sarana penindasan dan teror, atau pemerasan.
Di Kharp, Navalny harus puas dengan suhu serendah -40°C di musim dingin. Aksesnya terhadap email dan hak berkunjung akan sangat dibatasi.
Marc Élie, seorang peneliti yang mengkhususkan diri dalam sejarah Uni Soviet di , Caucasian and Central European Studies (CERCEC) di Perancis mengatakan kondisi cuaca sangat buruk. Jauh lebih buruk dibandingkan di koloni-koloni sebelumnya. Hanya ada sedikit cahaya selama enam bulan dalam setahun. Dan di musim panas Anda akan diserang oleh nyamuk.