<p>Ilustrasi KPR. / Facebook @BNISyariah</p>
Industri

Penjualan Anjlok, Harga Properti Kuartal II-2020 Hanya Naik Tipis

  • JAKARTA – Pertumbuhan harga properti residensial melambat sepanjang kuartal II-2020. Hasil survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan adanya indikasi berlanjutnya perlambatan pada harga properti residensial di pasar primer. Berdasarkan data BI, indeks harga properti residensial (IHPR) tumbuh sebesar 1,59% pada triwulan kedua tahun ini. Angka itu lebih rendah jika dibandingkan dengan kenaikkan di triwulan kedua tahun […]

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA – Pertumbuhan harga properti residensial melambat sepanjang kuartal II-2020. Hasil survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan adanya indikasi berlanjutnya perlambatan pada harga properti residensial di pasar primer.

Berdasarkan data BI, indeks harga properti residensial (IHPR) tumbuh sebesar 1,59% pada triwulan kedua tahun ini. Angka itu lebih rendah jika dibandingkan dengan kenaikkan di triwulan kedua tahun 2019 yakni sebesar 1,68%.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan melambatnya kenaikkan IHPR di tiga bulan pertama tahun ini disebabkan oleh perlambatan kenaikan harga pada properti residensial tipe kecil.

“Perlambatan IHPR diperkirakan akan berlanjut pada triwulan ketiga 2020 dengan pertumbuhan sebesar 1,19 persen (year-on-year/yoy),” kata Onny dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu, 12 Agustus 2020.

Onny menjelaskan perlambatan itu turut diiringi dengan menurunnya volume penjualan properti residensial di periode tersebut. Hasil survei BI mengindikasikan bahwa penjualan properti residensial mengalami penurunan 25,60% yoy.

Kendati demikian merosotnya volume penjualan properti residensial di kuartal II-2020 masih lebih baik dari periode sebelumnya. Tercatat, pada kuartal I-2020 volume penjualan properti residensial terkontraksi hingga 43,19% yoy.

“Penurunan penjualan properti residensial pada triwulan II-2020 terjadi pada seluruh tipe rumah,” jelas Onny.

Menurutnya, hasil survei itu juga menyebutkan bahwa pembiayaan pembangunan properti residensial oleh pengembang mayoritas bersumber dari non-perbankan. Hal itu tercermin pada pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dana internal pengembang yang mencapai 67,67% dari total kebutuhan modal.

Sementara di sisi konsumen, pembelian properti residensial menggunakan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) merupakan sumber pembiayaan utama. Pangsa konsumen yang menggunakan fasilitas KPR dalam pembelian properti residensial adalah sebesar 78,41%. (SKO)